Bisnis.com, PALEMBANG --- Kondisi kabut asap yang kembali menebal di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) sejak beberapa hari terakhir memberikan dampak buruk terhadap aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Executive General Manager PT Angkasa Pura II KC Bandara SMB II Palembang Iwan Winaya Mahdar mengakui terdapat landing dari penerbangan Pangkal Pinang menuju Palembang yang seharusnya telah mendarat sekitar pukul 11.50 WIB terganggu dan batal mendarat akibat tebalnya kabut asap.
Iwan menjelaskan, karena jarak pandang hanya 800 meter, sehingga pilot dari maskapai penerbangan JT 143 Lion Air memutuskan untuk mengalihkan penerbangan.
"Karena jarak pandang hanya 800 Meter akhirnya pilot JT 143 Lion Air memutuskan untuk mengalihkan penerbangan menuju Batam," kata Iwan, Selasa (31/10/2023).
Dia mengatakan sejak mulai penerbangan hari ini pukul 06.00 WIB jarak pandang masih dalam kondisi normal atau dalam jangkauane jarak 4 kilometer.
"Ketika sebelum pesawat JT 143 Lion Air terbang, kondisi jarak pandang masih 1.000 meter, lalu ketika akan mendarat jarak pandang menjadi di bawah 800 meter," bebernya.
Baca Juga
Iwan mengatakan saat ini pesawat JT 143 Lion Air tengah mempersiapkan untuk kembali take off dari Bandara Hang Nadim Batam menuju Palembang.
"Mudah mudahan, sampai dengan nanti semuanya bisa sesuai dengan jadwal dan jarak pandang diatas 800 meter," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penangulanggan Bencana Daerah Sumsel Iqbal Alisyahbana mengatakan saat ini jumlah hotspot mengalami penurunan dibanding hari sebelumnya.
Akan tetapi karhutla, khususnya di Wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) belum juga usai. "Update 31 Oktober jumlah sebaran hotspot sebanyak 431 titik. Terbanyak ada di OKI," jelasnya.
Menurut Iqbal, dari jumlah keselurahan hotspot itu, sebanyak 279 hotspot berada di wilayah OKI dengan rincian 157 titik di lahan gambut dan 122 titik di lahan mineral.