Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah Migas: Melihat Komitmen Medco E&P Natuna dalam Pencegahan Stunting di Anambas

Ada dua wilayah yang menjadi prioritas penanganan stunting YRH bersama Medco E&P di Anambas, yaitu Palmatak dan Kute Siantan.
Medco E&P bermitra dengan Yayasan Rumah Hati (YRH), kedua belah pihak berupaya meningkatkan kompetensi kader posyandu, mengedukasi tentang gizi tambahan dan beragam program lain untuk menurunkan angka stunting di wilayah perbatasan Indonesia tersebut.
Medco E&P bermitra dengan Yayasan Rumah Hati (YRH), kedua belah pihak berupaya meningkatkan kompetensi kader posyandu, mengedukasi tentang gizi tambahan dan beragam program lain untuk menurunkan angka stunting di wilayah perbatasan Indonesia tersebut.

Bisnis.com, BATAM - Stunting merupakan persoalan serius bagi pertumbuhan generasi penerus bangsa. Di Kabupaten Kepulauan Anambas, kesadaran akan penanganan stunting menjadi atensi utama bagi Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan perusahaan hulu migas seperti Medco E&P Natuna Ltd. (Medco E&P).

Medco E&P bermitra dengan Yayasan Rumah Hati (YRH), kedua belah pihak berupaya meningkatkan kompetensi kader posyandu, mengedukasi tentang gizi tambahan dan beragam program lain untuk menurunkan angka stunting di wilayah perbatasan Indonesia tersebut. Stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.

Dewan Pembina Yayasan Rumah (Hati) YRH Licht Kumoring mengatakan YRH mulai berjalan di awal 2022. Saat itu, pemerintah tengah gencar-gencarnya menekankan penangangan stunting melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.  

Ada dua wilayah yang menjadi prioritas penanganan stunting YRH bersama Medco E&P di Anambas, yaitu Palmatak dan Kute Siantan. "Sesuai Perpres, target bukan hanya stunting, tapi juga pencegahannya. Lalu peningkatan kader posyandu, edukasi mengenai gizi tambahan, serta monitoring ibu hamil, balita, dan ibu dari bayi yang alami stunting," ungkapnya.

Menurut Licht, penanganan stunting membutuhkan proses panjang, bukan hanya fokus pada penanganan, tapi juga pada peningkatan kompetensi kader posyandu. "Stunting ini prosesnya lama, tidak seperti penanganan flu. Program kami selama 12 bulan ini bagaimana tingkatkan kader posyandu. Jadi mengapa, karena proses monitoring ada di Posyandu. Kalau kurang, maka penanganan akan sulit," tuturnya.

Upaya lainnya adalah bagaimana agar para orang tua tertarik ke posyandu. Dengan begitu akan lebih mudah mengedukasi pentingnya pencegahan stunting. "Kami upayakan agar masyarakat tertarik. Jadi kami coba berikan pelatihan pada guru PAUD dan TK, orang tua dan kerja sama dengan puskesmas lakukan pemantauan," kata Licht yang juga Project Manager pelaksana Program Penanganan Stunting oleh Medco E&P.

Karena ketiadaan tim spesialis yang membantu menguraikan masalah stunting, maka YRH membuka sharing session class dengan mengundang dokter laktasi, spesialis gizi dan psikolog anak.

"Dengan begitu, warga lebih mudah didekati, sehingga bisa diberikan edukasi mengenai cukupi kecakapan gizi anak. Misalnya, diuraikan mengenai pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif, ini merupakan modal untuk pencegahan stunting," ungkapnya.

Selain itu, Medco E&P dan YRH juga mengajak generasi muda, seperti pelajar SMA melalui platform media sosial untuk menyebarluaskan pencegahan stunting. "Kami adakan lomba video melalui platfrom TikTok untuk berikan edukasi pencegahan stunting," imbuhnya.

Licht menyebut respons pemerintah daerah sangat bagus terhadap program mereka, karena sejalan dengan program yang digulirkan pemda sendiri.  

"Jadi strategi kita ini berkesinambungan. Stunting belum tentu selesai dalam 5 tahun, tapi kami lihat track-nya berjalan baik dan bisa diterima stakeholders. Kita akan coba terus menyemangati posyandu berikan yang terbaik, dan dorong lakukan inovasi," paparnya.

Licht juga berkomitmen akan meneruskan program pencehagan stunting ini, karena sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang generasi bangsa. "Kami akan terus kuatkan kegiatan yang telah kami lakukan," paparnya.

Ketahanan Pangan

Sementara itu, VP Relations & Security Medco E&P Arif Rinaldi mengatakan sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), selain berkomitmen untuk mendukung dan memenuhi target produksi migas yang ditetapkan pemerintah, Medco E&P juga turut berkontribusi ikut menangani stunting yang juga sejalan dengan program pemerintah daerah.

Pihaknya akan berfokus pada kegiatan di Kecamatan Palmatak dan Kute Siantan. "Kecamatan Palmatak merupakan yang tinggi kasus stunting. Jadi ini wujud kepedulian kita," jelasnya.

Stunting sangat erat kaitannya dengan gizi sehat. Oleh karena itu, Medco E&P juga ikut berkontribusi pada program ketahanan pangan dan pengolahan sampah organik yang menghasilkan pupuk. Dengan menghasilkan pupuk organik secara mandiri, kalangan ibu-ibu yang bercocok tanam di lahan pekarangan tak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk. Melalui program ketahanan pangan ini masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizinya.

Selain itu, program Perusahaan lainnya yang sejalan dengan upaya menciptakan kehidupan masyarakat sehat adalah Program Jamban Sehat.  

"Mayoritas rumah di Anambas berada di atas laut. Jadi kami berupaya membantu agar masyarakat buang air pada tempatnya, melalui penyediaan jamban untuk menciptakan rumah sehat," jelasnya.

Menurut Arif, stunting atau kekurangan gizi ini berawal dari hal paling mendasar, seperti makanan cukup gizi dan kondisi sanitasi yang higienisbaik. "Stunting tak bisa dianggap sepele, kita harus serius menangani dan mengatasi langsung dari akarnya," ujarnya.

Konten ini merupakan bagian dari pemberitaan Program Jelajah Migas Sumbagut Wilayah Kepulauan Riau yang didukung oleh SKK Migas Wilayah Sumbagut, Medco E&P Natuna, Harbour Energy, Star Energy (Kakap) Ltd., West Natuna Exploration Ltd. dan KUFPEC Indonesia Anambas B.V.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper