_bersama_karyawan_Star_Enery_lainnya_saat_tengah_bekerja._F_dok_pribadi.jpg)
Bisnis.com, BATAM - Kehadiran industri hulu migas di Kepulauan Anambas banyak membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat setempat. Selain membantu taraf perekonomian lewat pembukaan lapangan pekerjaan, juga banyak berkontribusi lewat program Company Social Responsibility (CSR) untuk kepentingan masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Kakap Operation Officer Manager Offshore PT Star Energy Idrus Ishak, Senin (16/10/2023). Ia mengungkapkan bahwa sekitar 40% tenaga kerja di Star Energy diisi oleh warga lokal Anambas.
"Tenaga kerja lokal di Star Energy, sekitar 40% diisi tenaga kerja lokal. Biasanya mereka bekerja sebagai tenaga nonskill selevel operator, misal foreman yang banyak diisi orang lokal," katanya.
Idrus melihat banyak manfaat positif yang ditawarkan industri migas bagi warga lokal, khususnya dalam pengembangan karir dan peningkatan taraf ekonomi. Ia juga merupakan warga asli Anambas kelahiran Palmatak, yang sukses malang melintang di industri hulu migas.
"Dengan adanya pesanan yang cukup, maka akan membantu perekonmomian warga setempat. Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih baik lagi," paparnya.
Saat ini, Star Energy tengah berupaya memperpanjang masa pengoperasian Blok Kakap, yang segera habis 2028 nanti. Jika berjalan lancar, maka perusahaan akan berinvestasi cukup besar. Hal tersebut diyakini akan membawa dampak signifikan pada penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya buat putra-putri lokal Anambas dan sekitarnya.
Baca Juga
Secara keseluruhan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pernah mengatakan produksi minyak di Perairan Natuna hingga 15 September 2021 tercatat sebesar 17.449 barel per hari, dan produksi gas sebesar 394 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Blok Kakap yang saat ini dioperasikan oleh Star Energy (Kakap) Ltd memiliki produksi minyak pada 2020 lalu sekitar 1.412,5 bph dan gas 17,5 MMSCFD.
Selain aktif membuka lapangan pekerjaan bagi warga lokal, Idrus juga menyebut Star Energy banyak berkontribusi lewat program CSR terhadap kehidupan masyarakat setempat. Contohnya program CSR di bidang pendidikan, berupa pembangunan SMP. Lalu CSR di bidang perikanan, yakni bantuan bibit ikan kepada penambak lokal.
"Warga lokal juga punya potensi untuk bekerja di industri hulu migas. Kalau dikasih kesempatan pasti bisa," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Riki Rahmad Firdaus mengatakan penciptaan lapangan pekerjaan untuk warga lokal merupakan bentuk komitmen SKK Migas dan industri hulu migas di Anambas.
"Itulah bentuk komitmen kami dan industri hulu migas kepada negara, masyarakat dan juga daerah," ucapnya.
Ia juga melihat bahwa industri hulu migas harus memberikan manfaat seluas-luasnya, bukan hanya dari sisi Dana Bagi Hasil (DBH), tapi juga pada pengembangan dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat setempat.
Konten ini merupakan bagian dari pemberitaan Program Jelajah Migas Sumbagut Wilayah Kepulauan Riau yang didukung oleh SKK Migas Wilayah Sumbagut, Medco EP Natuna, Harbour Energy, Star Energy (Kakap) Ltd., West Natuna Exploration Ltd. dan KUFPEC Indonesia Anambas B.V. (K65)
