Bisnis.com, BATAM - Meski banyak mendapat penolakan dari warga Pulau Rempang, Badan Pengusahaan (BP) Batam tetap akan melanjutkan relokasi bagi warga yang terdampak investasi pabrik kaca di pulau seluas 17.000 hektare tersebut.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan pihaknya akan mempersiapkan lahan kavling seluas 500 meter persegi dan bersertifikat kepada warga yang bersedia direlokasi. Lokasi kavling tersebut berada di Pulau Galang, berlokasi di sebelah selatan Pulau Rempang.
"Di kavling tersebut juga akan dibangun rumah tipe 45," imbuh Rudi, Minggu (27/8/2023) di Batam.
Luas kavling tersebut tersebut bertambah jika dibandingkan dengan rencana awal, yang hanya seluas 200 meter persegi. Masyarakat juga akan diberikan Hak Guna Bangunan (HGB) terhadap tanah dan rumah yang berdiri, serta gratis biaya Uang Wajib Tahunan (UWT) selama 30 tahun.
"Wilayah ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas ibadah, olahraga, akses jalan, listrik, pasar tradisional, puskesmas, sekolah, dan taman pemakaman umum (TPU). Kami juga akan membangun pelabuhan dan dermaga guna mempermudah aktivitas warga khususnya nelayan," ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pembangunan serta pengembangan Pulau Rempang akan melibatkan masyarakat setempat, termasuk rekrutmen tenaga kerja untuk proyek yang bakal berlangsung.
Baca Juga
Dengan nilai investasi yang cukup besar, pihaknya optimis jika pendidikan dan pelatihan khusus yang akan diberikan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) selaku pengelola Pulau Rempang nanti akan mampu meningkatkan taraf hidup warga.
"Harapan besar pemerintah adalah dengan pembangunan ini, anak-anak di pulau ini akan terlibat dalam pembangunan, sehingga, kesejahteraan dapat merata dirasakan oleh semua warga, tidak hanya di Batam melainkan hingga Rempang dan sekitarnya," ucapnya.
Pengembangan Rempang Eco-City mencakup pengembangan terintegrasi untuk industri, jasa, komersial, agro-pariwisata, residensial, dan pembangkit listrik tenaga surya.
Rencana investasi sebesar ±Rp381 triliun dan diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 306.000 orang hingga 2080.(K65)