Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Negara di Sumsel Mencapai Rp8,4 Triliun, Penerimaan Pajak Masih Mendominasi

Pendapatan negara di wilayah Sumsel telah mencapai Rp8,4 triliun dari total pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp19,3 triliun pada tahun 2023. 
Press Release Kinerja APBN Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) di Aula Gedung  Keuangan Negara, Palembang. Bisnis/Husnul Iga Puspita
Press Release Kinerja APBN Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) di Aula Gedung  Keuangan Negara, Palembang. Bisnis/Husnul Iga Puspita

Bisnis.com, PALEMBANG – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumatra Selatan mencatat kinerja APBN semester I/2023 tetap solid meskipun terjadi kontraksi pada sisi pendapatan negara yang terealisasi sebesar 43,3 persen. 

Kepala DJPb Sumsel Lydia Kurniawati Christyana mengatakan, pendapatan negara di wilayah Sumsel telah mencapai Rp8,4 triliun dari total pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp19,3 triliun pada tahun 2023. 

“Dibanding nasional yang telah menyentuh angka 57,2 persen, kondisi pendapatan negara di Sumsel baru 43,3 persen atau terjadi kontraksi -1,06 persen (year on year),” ungkap Lydia, Jumat (28/7/2023). 

Penyokong pendapatan negara itu didapatkan dari penerimaan pajak sebesar Rp7,05 triliun (41,17 persen), kepabean dan cukai Rp165 miliar (60,3 persen) dan dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp1,19 triliun (Rp60,3 persen).

Menurutnya, meski mengalami pertumbuhan yang negatif yaitu 0,69 persen, instrumen penerimaan pajak tetap menjadi dominasi dalam realisasi pendapatan negara.

Sementara dari PNBP yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 21 persen, lebih dikontribusikan oleh Badan Layanan Umum (BLU) yang terdiri dari Kesehatan, Pendidikan, Infrastruktur lain seperti Kereta Api Indonesia (KAI) dan Light Rail Transit (LRT). 

“Pemerintah tetap terus memperhatikan potensi penerimaan pajak maupun kepabeanan dan cukai mengingat akan mengikuti fluktuasi konsumsi, belanja pemerintah, impor, dan harga komoditas, sebagai bagian dari kewaspadaan atas kondisi perekonomian global yang bergejolak,” pungkasnya. (K64)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper