Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gambir di Sumbar Naik Signifikan, Ini Pemicunya

Petani gambir yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, mulai tersenyum menikmati hasil panen karena harga jual naik signifikan sejak April 2023.
Komoditas gambir kering./Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Komoditas gambir kering./Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PAINAN - Para petani komoditas gambir yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, mulai tersenyum menikmati hasil panen karena harga jual naik signifikan sejak April 2023.

Salah seorang petani gambir di Sutera, Afriko (37), mengatakan, hampir dua bulan ini harga gambir di tingkat petani mencapai Rp42.000 per kilogram dengan kandungan air rendah.

Harga tersebut dinilai cukup menggembirakan petani."Biasanya cuma Rp30.000 per kilogram, tapi sekarang sudah lebih dari Rp40.000 per kilogram. Harga ini membuat petani kembali bersemangat untuk memproduksi gambir," katanya kepada Bisnis, Rabu (7/6/2023).

Dia menyebutkan biasanya harga gambir rata-rata bertahan di harga Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram. Namun terhitung sejak April dan hingga awal Juni harga naik menjadi Rp43.000 per kilogram.

Menurutnya salah satu alasan naiknya harga ditingkat petani itu, karena pengepul hingga eksportir menyatakan kebutuhan pasar di India tengah dilanda kekurangan pasokan.

"Informasinya produksi gambir di Sumbar dari beberapa tahun terakhir ini lagi turun. Hal ini mengakibatkan stok gambir di gudang eksportir turut berkurang," ujarnya.

Riko mengaku tidak dapat dipungkiri terjadi penurunan produksi gambir di Pesisir Selatan maupun di Sumbar, karena sejak anjloknya dan tak kunjung membaiknya harga gambir, membuat petani mengabaikan kebun mereka.

"Ya harganya murah, Rp30.000 per kilogram itu masih murah, kalau dihitung modal produksi, tidak untung di sana, hanya pas-pasan saja. Jadi petani memilih berhenti dulu memproduksi gambirnya," tegas dia.

Di satu sisi petani merasa kenaikan harga gambir saat ini patut dimanfaatkan sebaik mungkin. Selain menargetkan meningkatkan produksi, petani juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas gambirnya.

"Semakin kering gambir yang dijual akan semakin tinggi harganya, nah gambir yang kita jual ini, masih ada kandungan airnya, jadi belum kering-kering amatlah. Tapi sudah layak untuk dijual," ungkap dia.

Riko tidak menampik bahwa harga di tingkat pengepul atau di eksportir akan lebih tinggi ketimbang harga di tingkat petani.

Menurutnya bila harga di tingkat petani Rp43.000 per kilogram, maka ada kemungkinan harga gambir di tingkat eksportir bisa mencapai Rp80.000 per kilogram.

Sementara itu, salah seorang eksportir gambir, Punit Kumar, mengatakan harga komoditas gambir di wilayah Sumbar memang terjadi kenaikan yang cukup signifikan yakni mulai Rp75.000 hingga Rp90.000 per kilogram.

"Kalau untuk Rp90.000 itu gambir dari Kabupaten Pesisir Selatan, Rp80.000 dari Pangkalan dan Rp75.000 Kapur X Kabupaten Limapuluh Kota. Adanya perbedaan harga ini, karena kualitas gambir di Pesisir Selatan lebih baik bagus," kata Punit ketika dihubungi terpisah.

Dia menjelaskan penyebab naiknya harga gambir itu karena kebutuhan pasar lagi tinggi, sementara produksi gambir di wilayah Sumbar tengah mengalami penurunan.

"Biasanya kita kirim gambir ke India itu per pekannya mencapai 400 ton. Tapi akhir-akhir ini hanya 100 ton hingga 250 ton per pekannya, artinya permintaan tidak terpenuhi dari barang yang kita kirim," ungkapnya.

Punit menyatakan selagi kondisi pasokan atau produksi sedikit, ada kemungkinan harga gambir tetap bertahan pada harga Rp75.000 hingga Rp90.000 per kilogram.

"Kualitas gambir yang terbaik di Sumbar itu ada di Pesisir Selatan, makanya harga dari daerah itu kita beli dengan angka tertinggi di banding Limapuluh Kota," ucap dia.

Adanya suhu udara yang panas, kata Punit, turut mempengaruhi kualitas gambir, karena penjemuran yang dilakukan dapat dikatakan dalam kondisi yang baik.

"Kalau cuaca panas, gambir yang dijemur keringnya bagus pula, beda dengan lagi musim hujan, kualitas gambir ada yang busuk," sebutnya.

Untuk itu, Punit berharap produksi dan kualitas gambir dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu, sehingga bisa mendapatkan harga yang bagus. "Jangan lakukan pencampuran lagi, jangan campur pupuk dan tanah lagi. Kalau campur-campur itu, kita beli murah saja," tutup dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper