Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan membuka pintu lebar untuk para investor yang hendak menanamkan modalnya di Bumi Sriwijaya.
Sekretaris Daerah Sumatra Selatan (Sekda Sumsel) Supriono menekankan bahwa investasi yang masuk ke Sumsel harus dapat memberikan efek berganda untuk daerah, salah satunya penciptaan lapangan kerja.
“Sumsel tidak pernah menghambat investasi besar masuk ke sini,” katanya saat menerima kunjungan Tim Jelajah Investasi Bisnis Indonesia Perwakilan Palembang, Rabu (13/7/2022).
Menurut Supriono, provinsi itu memiliki banyak potensi yang bisa digarap baik dari investor lokal hingga luar negeri.
Dia menjabarkan dari sektor komoditas perkebunan, Sumsel sudah dikenal sebagai daerah penghasil kelapa sawit dan karet.
Selain itu, provinsi tersebut juga menjadi produsen sektor pertambangan batu bara hingga minyak dan gas (migas).
Baca Juga
“Namun juga perlu diingat bahwa Sumsel merupakan daerah penghasil tanaman pangan dan investasi di sektor ini saya rasa sangat berpeluang tinggi untuk digarap,” katanya.
Supriono menjelaskan produksi gabah Sumsel mencapai 5 juta ton per tahun. Akan tetapi, baru terdapat satu pabrik pengolahan beras di Kabupaten Ogan Ilir.
“Sehingga industri itu tidak hanya manufaktur, tetapi bisa juga dari sektor pertanian, seperti padi. Belum lagi sektor perikanan, di mana Sumsel punya tiga kabupaten penghasil ikan terbesar, yakni Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur dan Musi Rawas,” paparnya.
Dengan demikian, kata Supriono, potensi investasi tersebar di 17 kabupaten/kota dengan beragam sektor unggulan.
Dia melanjutkan investasi yang ditanamkan di Sumsel akan berhasil jika dapat menggairahkan ekonomi di sekitar.
“Ekonomi tidak akan bisa bangkit kalau perputaran uangnya di sektor hilir tidak signifikan,” kata dia.
Oleh karena itu, Pemprov Sumsel melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sudah menyusun cetak biru peluang investasi yang ada di setiap kabupaten/kota.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencerminkan besaran investasi dalam pertumbuhan ekonomi Sumsel, masih terkontraksi sebesar 4,93 persen per Triwulan I/2022.
Kepala BPS Sumsel Zulkipli mengatakan komponen PMTB terkontraksi sejalan dengan impor barang modal yang menurun sebesar 40,73 persen pada periode itu.
“Selain itu realisasi belanja modal pemerintah, baik APBD dan APBN, turun sebesar 55,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar dia.
Sementara itu melansir catatan BPS Sumsel lainnya, laju investasi sebetulnya menunjukkan tren kenaikan.
Di mana pada tahun 2021, investasi dari penanaman modal asing (PMA) tercatat senilai US$1,25 miliar dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp16,26 triliun.
Sementara pada tahun 2020, investasi dari PMA tercatat US$1,54 miliar dan investasi dari PMDN senilai Rp15,82 triliun.
Diketahui, Bisnis Indonesia Perwakilan Palembang menyelenggarakan program Jelajah Investasi Sumsel 2022. Program ini bakal mengulas potensi dan prospek investasi di Sumsel dari berbagai sektor usaha. Jelajah Investasi Sumsel 2022 didukung oleh Pemerintah Provinsi Sumsel, Pemerintah Kota Palembang, PT Bukit Asam Tbk, PT Pertamina Patra Niaga, PT Pupuk Sriwidjaja, Bank Sumsel Babel dan Bank Mandiri. (M05/m06/m07/m08/m09)