Bisnis.com, MEDAN - Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menugaskan Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa (PD AIJ) menggelar operasi pasar murah untuk menjual komoditas cabai merah kepada masyarakat.
Operasi pasar ini telah berlangsung sejak Selasa (28/6/2022) lalu. Lokasinya tersebar di beberapa titik di Kota Medan, Sumut di antaranya Jalan Kantil, Pasar Petisah, Pulo Brayan, Griya, Helvetia, Pekan Raya Sumatra Utara (PRSU), Asrama Haji dan di Jalan Setia Budi.
Menurut Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumut Naslindo Sirait, Edy sengaja memberi tugas khusus kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut demi meredam lonjakan harga cabai merah yang terjadi belakangan ini.
"Untuk mengatasi kenaikan harga cabai di pasaran, Pak Gubernur menugaskan PD AIJ dan didukung oleh seluruh BUMD Sumut untuk melakukan operasi pasar murah," kata Naslindo kepada Bisnis, Jumat (1/7/2022).
Naslindo mengatakan, PD AIJ bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Karo untuk menyuplai cabai merah. Subsidi bertujuan menambah pasokan komoditas tersebut di pasaran. Sehingga harga jualnya diharap bisa kembali normal.
"Pemerintah memberikan subsidi ini agar harga cabai merah lebih murah dari pasaran. Sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam membeli," kata Naslindo.
Baca Juga
Naslindo mengatakan, operasi pasar murah cabai merah ini masih akan terus berlangsung. Apalagi komoditas hortikultura tersebut menjadi biang kerok utama gelombang inflasi Sumut pada Juni 2022.
Di samping operasi pasar, pemprov juga menempuh sejumlah langkah demi meredam gejolak harga-harga kebutuhan pokok. Untuk jangka panjang, kata Naslindo, Pemprov Sumut akan memperhatikan tata kelola cabai merah.
"Caranya dengan membentuk pola tanam di sektor hulu produksi sekaligus membangun kemitraan sehingga terwujud farming kontrak antara petani cabai dengan BUMD. Dengan mekanisme ini, akan ada kepastian harga dan jumlah sehingga dapat menangkap gejolak cabai merah," katanya.
Untuk mengatasi faktor cuaca, pemprov sedang berkonsultasi dengan tenaga ahli di bidangnya. Naslindo berharap adanya teknologi yang mampu mengatasi persoalan anomali cuaca yang kerap mengganggu proses produksi.
Di samping itu, Pemprov Sumut juga mencari solusi untuk meningkatkan volume produksi cabai merah. Hal ini dilakukan demi mengantisipasi kekurangan suplai.
"Nantinya meskipun ada permintaan keluar, pasokan konsumsi di sini akan tetap terjaga dan terkendali. Ini kami lakukan selain untuk mengendalikan inflasi juga untuk memastikan ketahanan pangan," ujar Naslindo.
Berdasar pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga cabai merah di Sumut pada Jumat (1/7/2022) dijual Rp90.350 per kilogram. Harganya merangkak naik setelah sempat turun pada Kamis (30/6/2022) lalu, yakni Rp88.150 per kilogram.
Sehari sebelumnya, harga cabai merah di provinsi ini sempat menyentuh Rp92.900 per kilogram pada Rabu (29/6/2022)
Menurut pengamat ekonomi asal Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) Gunawan Benjamin, terdapat faktor yang menyebabkan harga cabai merah pada hari ini kembali naik.
"Dikarenakan ada perbedaan harga cabai merah yang cukup signifikan antara Medan dengan Pekanbaru, maka titik keseimbangan harga cabai merah pun berubah," katanya.
Seperti diketahui, cabai merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di sejumlah daerah lainnya selama Juni 2022.
Juni 2022, provinsi ini mengalami inflasi 1,40 persen pada Juni 2022. Secara tahun berjalan, inflasi provinsi ini tercatat 4,18 persen. Sedangkan secara tahunan atau year on year (yoy), inflasi daerah yang terkenal dengan wisata Danau Toba ini tembus 5,61 persen.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Nurul Hasanudin, laju inflasi pada Juni 2022 tercatat lebih tinggi dibanding inflasi nasional. Catatan tersebut sama seperti tiga bulan sebelumnya atau sejak Maret 2022, inflasi di wilayahnya masih bertengger di atas sasaran inflasi nasional.
Laju inflasi sebesar 1,40 persen pada Juni 2022 diperoleh dari gabungan inflasi lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut, yaitu Kota Sibolga 1,12 persen, Kota Pematang Siantar 1,36 persen, Kota Medan 1,39 persen, Kota Padang Sidimpuan 1,29 persen dan Kota Gunung Sitoli 2,72 persen.
Nurul mengatakan, upaya pengendalian inflasi mesti dilakukan multipihak sehingga target 3 persen+1 persen bisa terjaga. Seperti dituliskan di atas, inflasi Sumatra Utara tembus 5,61 persen secara tahunan (yoy) pada Juni 2022. Sedangkan laju inflasi nasional tercatat 4,35 persen.