Bisnis.com, MEDAN - Sejauh ini, terdapat 598 ekor hewan ternak di Sumatra Utara yang diduga terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Jumlah itu terdiri atas 337 ekor hewan ternak di Kabupaten Langkat dan 261 ekor di Kabupaten Deli Serdang.
Sampel hewan ternak yang diduga terjangkit akan diperiksa lebih lanjut oleh Laboratorium PMK Pusat Veteriner Farma (Pusvetma).
Hewan ternak yang diduga terjangkit di Kabupaten Langkat tersebar di dua kecamatan. Yakni Kecamatan Pematang Jaya dan Kecamatan Besitang.
Seperti diketahui, Besitang merupakan kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh.
Pengawasan diperketat setelah terdapat 2.226 hewan ternak di Aceh yang dikonfirmasi terjangkit PMK. Dari 2.226 ekor hewan tersebut, sebanyak 1.903 ekor di antaranya berada di Kabupaten Aceh Tamiang.
Baca Juga
Sedangkan hewan yang diduga terjangkit di Kabupaten Deli Serdang tersebar di lima kecamatan. Yakni Kecamatan Galang, Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Pagar Marbau, Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Tanjung Morawa.
Pada Rapat Koordinasi Pengendalian Wabah PMK yang turut dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo secara virtual, Jumat (13/5/2022), Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi memaparkan tiga langkah yang akan ditempuh pihaknya demi mencegah penyebaran wabah tersebut.
Ketiga langkah yang dimaksud adalah deteksi, sosialisasi dan isolasi.
Edy mengatakan, pihaknya akan mendeteksi seluruh hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing di Sumatra Utara yang mengalami gejala mirip PMK.
Seperti demam, lalu nafsu makan hilang, kemudian adanya lepuh di hidung, di lidah, di mulut dan kuku serta cairan liur dan hidung yang tak normal.
Dalam melaksanakan upaya pertama ini, Edy mengatakan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan seluruh dinas peternakan di Sumatra Utara.
"Antisipasi sejak kemarin sudah kita lakukan," kata Edy.
Upaya kedua yang dilakukan Pemprov Sumatra Utara yakni menginstruksikan seluruh kepala daerah agar turut melaksanakan sosialisasi di tengah masyarakat. Khususnya para peternak.
"Kemudian langkah berikutnya kami akan sosialisasi, sehingga masyarakat tahu harus berbuat apa dan petugas siap melakukan apa," ujar Edy.
Langkah ketiga yang bakal ditempuh adalah menerapkan isolasi. Edy mengatakan, pihaknya akan menghentikan sementara lalu lintas pengangkutan hewan ternak ke Sumatra Utara.
"Saya mendeteksi ini harus diantisipasi. Baik perbatasan darat atau laut, seluruhnya dihentikan. Terakhir, di pasar ternak ini harus dideteksi, ditutup sementara. Tetapi bagaimana ini tidak membuat panik," kata Edy.
Pada rapat tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengimbau semua pihak agar tidak panik dalam menangani persoalan PMK. Walau begitu, Syahrul mengingatkan tetap waspada dan serius terhadap wabah ini.
Lebih lanjut, Syahrul meminta para stakeholder di daerah agar berkoodinasi secara efektif dan memperhatikan validasi data.
"Intinya jangan panik. Karena baru satu pekan ini kita tangani kematiannya kecil. Jadi jangan membuat seolah ini mengerikan. Bahwa wabah itu ada, tetapi semuanya bisa disikapi," kata Syahrul.