Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Kenaikan Harga Minyak Goreng dan Telur Ayam, BI Sumsel Prediksi Inflasi Meningkat

Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan memerkirakan laju inflasi di provinsi itu meningkat pada Juni 2021.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan memerkirakan laju inflasi di provinsi itu meningkat pada Juni 2021.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, Hari Widodo, mengatakan salah satu komoditas yang dapat memicu inflasi adalah minyak goreng.

“Inflasi bisa bersumber dari kelompok bahan makanan, seperti minyak goreng lantaran adanya peningkatan harga crude palm oil (CPO) di pasar internasional,” jelasnya, Minggu (13/6/2021).

Dia melanjutkan harga telur ayam ras juga berpotensi meningkat pada Juni 2021, didorong oleh naiknya permintaan seiring dengan mulai kembali beroperasinya rumah makan dan restoran.

Selain itu, kata dia, kenaikan harga telur juga didorong oleh meningkatnya permintaan jasa catering di beberapa daerah pasca Idulfitri 1442 H. 

“Dari sisi suplai, kenaikan harga telur ayam ras didorong oleh peningkatan harga pokok produksi di tingkat peternak,” katanya.

Hari memaparkan komoditas lain yang rentan berpengaruh terhadap inflasi adalah kenaikan harga aneka rokok eceran. Kondisi itu seiring penyesuaian tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang telah berlaku efektif sejak 1 Februari 2021. 

“Sementara itu, tarif angkutan udara berpotensi meningkat menjelang musim liburan sekolah yang juga dapat berdampak pada inflasi kelompok administered price,” katanya.

Namun demikian, kata Hari, laju inflasi tertahan oleh masih terjaganya pasokan beras, dan penurunan harga bahan bumbu masakan seperti cabai merah, cabai rawit, dan kelapa.

“Hal itu akibat permintaan yang menurun pasca HBKN IdulfItri 1442 H dan peningkatan jumlah pasokan cabai di tengan musim panen raya,” katanya.

Meski berpotensi meningkat, bank sentral menilai laju inflasi Sumsel sepanjang tahun 2021 masih terkendali. Adapun rentang sasaran target inflasi nasional 3,0±1% dengan kecenderungan bias ke bawah. 

Tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari mulai pulihnya permintaan masyarakat dan penyedia jasa makan minum seiring relaksasi aktivitas ekonomi dan telah dilakukan vaksinasi Covid-19, di tengah ketersediaan pasokan yang terjaga seiring masuknya musim panen beberapa komoditas hortikultura. 

“Kegiatan pengendalian inflasi daerah terus dilakukan melalui koordinasi dan sinergi yang kuat antara anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota,” jelas Hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper