Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuliner Ramadan, Maaf Pasar Pabukoan Kembali Tidak Digelar di Kota Padang

Bila ada Pasar Pabukoan akan terjadi keramaian sehingga amat berisiko terjadi penularan Covid-19.
Ilustrasi - Suasana Pasar Pabukoan di Pariaman tahun 2019/pariamankota.go.id
Ilustrasi - Suasana Pasar Pabukoan di Pariaman tahun 2019/pariamankota.go.id

Bisnis.com, PADANG - Berdasar kalender, 1 Ramadan 1442 Hijriyah jatuh pada 13 April 2021.

Di Sumatra Barat, ada hal menarik terkait momen Ramadan yakni hadirnya Pasar Pabukoan.

Pasar Pabukoan adalah pasar yang menjual berbagai makanan dan minuman atau takjil pada momen bulan Ramadan.

Di pasar ini seluruh jenis kuliner khas Minangkabau dijual dengan harga yang tentunya aman di kantong. 

Sebut saja, kuliner orang kampung di Sumbar seperti lapek bugi, lompong sagu, lapek puluik (ketan), lamang baluo, lamang tapai, onde-onde, paruik ayam/godok ubi, bubur kampiun, randang daging/ayam/ikan tuna, gulai kepala ikan tuna/kakap, dan banyak kuliner lainnya.

Begitu juga untuk minuman segarnya juga banyak dijual di Pasar Pabukoan tersebut.

Namun, selama Covid-19 melanda daerah Sumbar, pemerintah daerah memilih untuk tidak menggelar Pasar Pabukoan itu.

Alasannya, bila ada Pasar Pabukoan akan terjadi keramaian sehingga amat berisiko terjadi penularan Covid-19.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang Andree Algamar menyebutkan Pemko kembali meniadakan Pasar Pabukoan pada Ramadan tahun ini. Hal yang sama juga diberlakukan pada Ramadan tahun 2020.

"Kebijakan ini harus kita ambil karena yang namanya kegiatan yang menimbulkan keramaian memang tidak diizinkan," katanya, Senin (12/4/2021).

Biasanya, sebelum adanya pandemi, sepekan jelang Ramadan Pemko Padang telah menyiapkan sejumlah titik Pasar Pabukoan. Seperti di kawasan RTH Imam Bonjol Padang, Pasar Raya Padang, Pasar Lubuk Buaya, Pasar Banda Buek, dan sejumlah titik lainnya.

"Pasar Pabukoan itu menjual takjil yang aman. Karena seluruh takjil ini melalui tahapan pengujian oleh BBPOM Padang. Makanya bila Pasar Pabukoan ada, masyarakat ramai-ramai datang," sebutnya.

Andree menyebutkan tidak diselenggarakannya Pasar Pabukoan didasari kondisi pandemi Covid-19. Kota Padang saat ini belum memasuki zona hijau dan masih berada di zona oranye.

Itu sebabnya kegiatan yang menimbulkan keramaian sangat dianjurkan tidak dilakukan. Memang para pedagang telah divaksinasi, namun soal protokol kesehatan tetap menjadi komitmen utama.

"Pedagang di Padang sudah banyak yang divaksinasi. Bukan berarti harus abai dengan protokol kesehatan," tegasnya.

Menurutnya kendati Pasar Pabukoan tidak digelar pada Ramadan tahun ini, pihaknya bersama Satpol PP Padang akan tetap berkoordinasi.

Aktivitas masyarakat yang menimbulkan keramaian dan tidak menerapkan protokol kesehatan tetap jadi perhatian.

"Meski kita dari Pemko tidak menyelenggarakan Pasar Pabukoan, tidak dipungkiri juga masyarakat masih banyak menjual takjil yang sifatnya hampir sama dengan Pasar Pabukoan, tapi dilakukan secara mandiri. Nah ini juga turut kita pantau nantinya," tegas dia.

Pemerintah, kata Andree, tidak melarang masyarakat yang ingin menjual takjil secara mandiri asalkan tidak menimbulkan keramaian dan tidak abai dengan protokol kesehatan.

Pedagang takjil secara mandiri diperkirakan tidak menimbulkan keramaian yang berlebihan. Biasanya pedagang takjil mandiri itu jumlahnya tidak lebih dari 4 lapak saja, beda dengan Pasar Pabukoan.

"Kalau di Pasar Pabukoan itu ada puluhan lapak yang disediakan dengan sifat pedagang kaki lima. Dipastikan bakal terjadi keramaian," ungkapnya.

Terlepas dari kondisi di lapangan, Dinas Perdagangan Padang juga akan bekerja sama dengan BBPOM Padang memastikan bahwa takjil yang di jual pedagang takjil mandiri itu aman dikonsumsi.

"Yang namanya masyarakat, terkadang masih ada yang belum begitu tahu dengan zat-zat yang berbahaya. Makanya kita bersama BBPOM Padang akan melakukan pengujian takjil, biar masyarakat pun aman mengkonsumsinya untuk berbuka puasa," ujarnya.

Pemko Padang meminta maaf kepada masyarakat karena kembali meniadakan Pasar Pabukoan pada Ramadan tahun ini.

Kepada pedagang takjil mandiri diminta tetap mematuhi protokol kesehatan, serta diharapkan menjual takjil yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.

"Semoga pemulihan ekonomi terus berangsur membaik dengan adanya momen Ramadan ini, karena biasanya daya beli masyarakat bisa meningkat pada Ramadan dibandingkan momen di hari biasanya," harap Andree.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Noli Hendra
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper