Bisnis.com, PALEMBANG – Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumatra Selatan telah menyerap 248,18 ton bahan olah karet atau bokar dari petani sebagai bahan campuran aspal karet hingga semester pertama tahun ini.
Kepala BBPJN Sumsel Kgs. Syaiful Anwar mengatakan bahwa pihaknya sudah mengalokasikan dana sebanyak Rp15,7 miliar untuk membeli bokar langsung dari petani dengan target hingga 747,38 ton sepanjang 2020.
“Paling lambat akhir September ini dana tersebut sudah diserap semua. Ini juga upaya mitigasi dampak Covid-19 untuk menjaga daya beli masyarakat di desa sekaligus menjaga kemantapan jalan nasional,” katanya, Jumat (3/7/2020).
Syaiful mengatakan bahwa pembelian bokar petani tersebut dilakukan melalui kelompok tani atau unit pengolahan dan pemasaran bokar (UPPB) yang tersebar di sentra-sentra penghasil karet Sumsel.
Dia memaparkan, bokar itu telah digunakan untuk campuran aspal di beberapa ruas, seperti Simpang Belimbing—Batas Kabupaten Muara Enim dan ruas Muara Beliti—Batas Kabupaten Musi Rawas—Tebing tinggi—Batas Kota Lahat.
Menurut Syaiful, campuran aspal karet alam memiliki kelebihan, yaitu dapat meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.
Baca Juga
“Aspal karet juga memiliki tingkat perkerasan yang lebih baik dibanding aspal biasa. Aspal karet juga tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, serta daya tahan lebih tinggi daripada aspal biasa,” katanya.
Program aspal karet, kata Syaiful, sebetulnya telah berjalan sejak 2 tahun lalu dan sudah diterapkan di sepanjang 25,38 kilometer atau di tiga ruas jalan nasional.
Berdasarkan catatan Bisnis, komposisi aspal karet terdiri atas karet alam sebesar 0,42 persen, aspal minyak 5,58 persen, dan agregat kasar dan halus sebesar 94 persen. Dengan kata lain, pemanfaatan karet alam adalah 7 persen dari kadar aspal.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian mengatakan penyerapan karet di domestik merupakan satu-satunya jalan untuk memperbaiki permintaan di saat permintaan dunia sedang melemah, bahkan terhenti akibat pandemi Covid-19.
“Tentunya kami berharap pemerintah pusat dapat mengalokasikan dana lebih besar lagi buat beli bokar petani karena dampaknya sekarang sudah luas dan merata, harga benar benar jatuh, saat ini untuk mendapatkan beras 1 kilogram petani harus menjual 2 sampai 3 kilogram karet,” kata Rudi beberapa waktu lalu.