Bisnis.com, BATAM - Plt Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Isdianto menyatakan akan mengambil langkah tegas atas masuknya TKI asal Malaysia ke Indonesia melalui Kota Batam, Kabupaten Karimun, dan Kota Tanjungpinang. Alasannya, dia menyebut saat ini terjadi lonjakan TKI yang terlantar di wilayah Kepulauan Riau karena kesulitan untuk kembali ke daerah asalnya.
Menurut Isdianto, berdasarkan pengakuan sejumlah TKI mereka kesulitan kembali ke daerah asal karena pemerintah setempat telah memberlakukan pembatasan keluar masuk orang akibat virus corona atau Covid-19.
Isdianto mengatakan sudah berkoordinasi dengan KBRI Malaysia di Johor dan Pemerintah Provinsi terkait untuk menerima TKI asal daerah mereka. Namun, komunikasi dengan pemerintah daerah tidak berjalan maksimal sehingga menyulitkan pemerintahan di tiga kabupetan dan kota di wilayah Kepulauan Riau. Dia mengancam akan menutup wilayah Kepri mulai Kamis (26/03/2020) untuk para buruh migran yang masuk dari Malaysia.
"Warga kita saja sudah berat apalagi warga dari daerah lain. Kita takut nanti tidak cukup menampung warga yang datang," kata Isdianto, Rabu (25/03/2020) sore.
Isdianto melanjutkan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) untuk mempersiapkan rencana kebijakan pembatasan ini. Jika kondisi ini terus terjadi pihaknya akan memberlakukan kebijakan serupa, menolak kedatangan TKI asal daerah selain Kepri masuk.
Terkait kepulangan buruh migran ini, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi menuturkan, sejauh ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemprov Kepri untuk proses pemulangan TKI ke daerah asal mereka. Pada prosesnya ada mereka yang terlanjur sudah berada di Batam tetap ditangani sambil menunggu pemulangan.
Baca Juga
"Saudara kita di Johor juga sudah masuk Batam, tapi tetap kita bersama-sama tangani, kita upayakan segera mengembalikan mereka ke daerah masing-masing," kata Rudi.
Sampai saat ini, sudah ada sekitar 5000 buruh migran asal Malaysia yang masuk ke Kepri. Saat ini mereka ditempatkan di Rumah Perlindungan Trauma Centre (RPTC) Kota Tanjungpinang. Proses pemulangan ini sendiri sudah terjadi sejak awal Maret dan masih berlangsung hingga saat ini.