Bisnis.com, MEDAN – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sumatra Utara (Sumut) terus menunjukkan kontribusinya dalam penguatan kapasitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lewat dukungan dan pendampingan mengenai Pariwisata Hijau (Green Tourism) bagi puluhan pelaku UMKM di Langkat.
Kepala KPw BI Sumut Rudy B Hutabarat mengatakan Langkat memiliki potensi besar menjadi kawasan ekowisata tersohor bahkan hingga mancanegara. Terutama dengan keberadaan Taman Nasional Gunung Leuser yang merupakan salah satu paru-paru dunia.
Kawasan ekowisata tersebut dapat diwujudkan dengan sinergi semua pihak, termasuk para pelaku UMKM yang merupakan penggerak kunci menuju kemandirian ekonomi wilayah. Rudy menyebut, inovasi praktik pariwisata berkelanjutan penting untuk dilakukan.
“Bank Indonesia sebagai institusi yang berkomitmen mendukung stabilitas sistem keuangan secara inklusif, siap mendukung untuk memberikan kontribusi nyata dalam dalam penguatan kapasitas UMKM,” kata Rudy, Kamis (21/8/2025).
Adapun pariwisata hijau atau green tourism merupakan konsep wisata yang memadukan antara keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dengan pelestarian budaya lokal.
Rudy menyebut konsep yang semakin digandrungi dunia wisata ini perlu diperkenalkan dan diimplementasikan oleh pelaku UMKM dalam pengelolaan bisnisnya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah 8% seperti yang ditargetkan pemerintah, serta sejalan dengan Asta Cita ke-6, membangun dari desa dan dari bawah demi pemerataan ekonomi.
Baca Juga
Pelatihan Pariwisata Hijau bagi UMKM di Desa Timbang Jaya Kabupaten Langkat yang digelar pada 19-23 Agustus 2025 merupakan sinergi antara Kementerian Pariwisata, International Labour Organization (ILO), KPw BI Sumatra Utara, Sustainable Tourism Initiative, serta dukungan Pemerintah Kabupaten Langkat.
Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kementerian Pariwisata Ika Kusuma Permana Sari mengatakan, pelatihan tersebut merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat desa wisata berbasis keberlanjutan.
Ika juga menekankan bahwa green tourism saat ini bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah kebutuhan.
“Dengan kemampuan mengelola bisnis yang ramah lingkungan dan keuangan yang teratur, UMKM desa wisata akan mampu bersaing, tumbuh sehat, dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitar,” ujar Ika.
Pengenalan konsep green tourism di Langkat ini diikuti oleh 25 peserta. Para pelaku UMKM tak hanya dibekali seputar green tourism dan pemetaan usaha serta model bisnis yang tepat untuk dijalankan, tapi juga strategi pemasaran hingga pembukuan usaha dan pemanfaatan teknologi keuangan digital Sistem informasi Aplikasi pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK). (240)