Bisnis.com, PALEMBANG – Pemprov Sumatra Selatan menargetkan dapat memperluas areal tanam sawah sebanyak 200.000 hektare sebagai upaya peningkatan produksi di provinsi itu.
Plt Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Antoni Alam, mengatakan Sumsel memiliki potensi untuk perluasan tanam yang tersebar di sembilan daerah.
“Upaya itu nantinya dapat meningkatkan produksi padi Sumsel sekitar 10% atau sebanyak 500.000 ton gabah kering giling (GKG),” katanya, Senin (1/7/2019).
Adapun sembilan daerah yang masuk dalam prioritas Pemprov Sumsel, yakni Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), PALI, Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, OKU dan Musi Rawas Utara (Muratara).
Antoni mengatakan pihaknya mematok produksi padi Sumsel bisa mencapai 5,6 juta ton GKG hingga akhir tahun ini.
Menurut dia, sudah ada sentra pertanian yang bisa melakukan pertanaman hingga 3 kali dalam setahun (IP 300). Salah satunya, Desa Sebubus, Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin dengan tipologi sawah pasang-surut.
Baca Juga
Untuk mendukung perluasan tanam, kata dia, perlu adanya ketersediaan benih unggul. Sementara di lapangan, sekitar 30% benih yang digunakan petani bukan lagi benih unggul.
“Benih unggul menjadi tidak unggul lagi kalua dipakai berkali-kali oleh karena itu kami mendorong pusat untuk membantu penyediaan benih unggul bagi petani di Sumsel,” katanya.
Dia menambahkan Sumsel harus menghadapi berbagai tantangan dalam peningkatan produksi. Selain ketersediaan benih unggul, pihaknya juga menyebut kekurangan alat dan sarana pertanian.
Dia mencontohkan dalam perluasan tanam dibutuhkan eskavator dalam jumlah banyak sementara beberapa daerah yang menjadi sentra pertanian justru kekurangan alat produksi tersebut.
"Di Kabupaten OKI, misalnya. Untuk masa tanam itu dibutuhkan sekitar 64 unit eskavator sementara yang tersedia hanya 5 unit,” katanya.
Untuk penyediaan alat berat tersebut, kata dia, pemprov hanya mengandalkan pusat karena keterbatasan anggaran.