Bisnis.com, MEDAN— Sumatra Utara mencatatkan inflasi sebesar 0,06% pada April 2018, lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya yag mencapai 0,56%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Utara,13 dari 23 kota indeks harga konsumen (IHK) di provinsi ini mencatatkan inflasi dan 10 lainnya mengalami deflasi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,01% dengan IHK sebesar 139,31 dan terendah terjadi di Padang sebesar 0,01% dengan IHK sebesar 137,20,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut Bismark SP Sitinjak, Rabu (2/5/2018).
Adapun deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 0,64% dengan IHK sebesar 137,85 dan terendah terjadi di Medan dan Bandar Lampung yakni di level 0,01% dengan IHK masing-masing sebesar 137,65 dan 133,39.
Makanan jadi, minuman, rokok, tembakau, perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar, kesehatan, pendidikan, rekreasi, olahraga, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi penyumbang laju inflasi di Sumatra Utara. Sementar penyumbang utama deflasi antara lain bahan makanan, dan sandang.
Sementara itu, khusus untuk ibu kota Sumut, penurunan harga tiga kelompok pengeluaran menjadi penopang utama terjadinya deflasi di Kota Medan sebesar 0,01%.
Baca Juga
Ketiga kelompok pengeluaran tersebut yakni kelompok bahan makanan, kelompok sandang, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga.
“Penurunan harga ditunjukkan oleh turunnya indeks tiga kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,95%, kelompok sandang 1%, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,44%,” kata Bismark.
Kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi sebesar 0,24% terhadap inflasi umum. Kelompok sandang memberi andil 0,05%. Adapun kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olah raga disebut memberi sedikit andil.