Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Inalum, Klaster Aluminium Dikembangkan ke Kalimantan Utara

PT Indonesia Asahan Aluminium berencana untuk melakukan ekspansi pengembangan klaster aluminium di Provinsi Kalimantan Utara.
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Winardi Sunoto berdiri di podium memaparkan kinerja perusahaannya, Jumat 9 Juni 2017./JIBI - Yoseph Pencawan
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Winardi Sunoto berdiri di podium memaparkan kinerja perusahaannya, Jumat 9 Juni 2017./JIBI - Yoseph Pencawan

Bisnis.com, MEDAN - PT Indonesia Asahan Aluminium berencana untuk melakukan ekspansi pengembangan klaster aluminium di Provinsi Kalimantan Utara.

Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Winardi Sunoto mengungkapkan, untuk mencapai target produksi 1 juta ton aluminium di 2025, Inalum berencana melakukan ekspansi.

"Yakni pengembangan klaster aluminium ke Kalimantan Utara, tepatnya di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning (KIPI)," ujarnya, usai berbuka puasa bersama dengan para pemimpin media massa, di Medan, Jumat (9/6/2017) malam.

Untuk merealisasikan ekspansi tersebut, lanjut Winardi, Inalum bersama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah menandatangani Nota Kesepahaman pada Selasa (6/6), tentang persiapan Proyek Pengembangan Klaster Aluminium.

Pada kesempatan itu Winardi juga menjelaskan bahwa beberapa proyek pengembangan Inalum yang merupakan proyek strategis nasional, terus berlanjut. "Seluruh proyek menunjukkan progres yang positif."

Di mana saat ini sedang dilakukan commissioning produk turunan aluminium berupa billet dan alloy serta uji coba proyek optimalisasi dan up-grading tungku peleburan.

Kemudian finalisasi studi kelayakan untuk pengembangan smelter baru, ekspansi pelabuhan, pabrik Wire road, proyek smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah dan proyek pembangunan PLTU 2x350 MW.

Sedangkan mengenai kinerja pendapatan, Winardi mengatakan bahwa pada Tahun Buku 2016 Inalum telah membukukan laba bersih sekitar US$66 juta atau 10% di atas target RKAP 2016 yang senilai US$60 juta.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yoseph Pencawan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper