Bisnis.com, MEDAN - Para anggota kelompok tani (Poktan) Juli Tani di Desa Sidodadi, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, menjadi sasaran program Klaster Cabai Merah oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatra Utara.
Satu hal yang tampak paling menonjol dalam pengembangan Klaster Cabai Merah di Desa Sidodadi adalah penggunaan model pengolahan pupuk organik bernama Formulator MA-11. Model pengolahan pupuk organik ini disebut mampu melakukan penguraian hanya dalam waktu 12 jam untuk material padat dan 7 hari untuk material cair.
Formula yang ditemukan DR Nugroho Widiasmadi itu diklaim sebagai model pengolahan pupuk organik/kompos tercepat di dunia karena biasanya material padat baru selesai diurai dalam waktu sekitar tiga minggu.
Yareli, Ketua Poktan Juli Tani mengungkapkan bahwa seluruh anggotanya yang terdiri dari 105 petani telah berkomitmen untuk menggunakan pupuk organik tersebut secara total.
"Kami sudah menggunakan ini (Formulator MA-11), kami sudah berani untuk tidak menggunakan pupuk kimia," ujarnya usai acara Kick Off Klaster, Penyerahan Bantuan PSBI, Pelatihan Budi Daya GAP Cabai Merah dan Pengolahan Pupuk Organik di Desa Sidodadi, Rabu (31/5/2017).
Dia mengatakan, mereka yakin akan dapat menekan biaya produksi budi daya cabai merah dengan menggunakan pupuk organik itu. Selama ini, para anggota Poktan Juli Tani yang mayoritas masih menggunakan pupuk kimia menghabiskan biaya produksi senilai Rp6.985 per batang pohon.
Dengan menggunakan pupuk kimia, mereka dapat menuai hasil sampai dengan 1 kg per batang pohon, tetapi sekitar Rp5.000 dari biaya produksi tersebut habis untuk penggunaan pupuk kimia.
Dengan kalkulasi tersebut mereka akan dapat memangkas nyaris seluruh biaya produksi karena rata-rata dari mereka memiliki ternak yang sisa kotorannya dapat menjadi material pembuatan pupuk organik.