Bisnis.com, MANDAILING NATAL - Presiden Joko Widodo mengapresiasi prinsip Dalihan Natolu yang hingga kini masih diterapkan masyarakat di kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara.
Hal itu diungkapkannya saat menghadiri pembukaan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Jami’yah Batak Muslim Indonesia (JBMI) di pondok pesantren Musthafawiyah, Purba Baru, kecamatan Lembah Sorik Merapi, kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, Sabtu (25/3/2017).
Pada kesempatan itu, Presiden mengungkapkan kekagumannya akan budaya masyarakat Madina dalam menjaga keharmonisan di tengah perbedaan suku dan agama.
“Inilah Indonesia. Saya berharap Jami’yah Batak Muslim bisa meninjau dan memperkuat ajaran Dalihan Natolu sebagai salah satu sistem kekerabatan yang mengutamakan keharmonisan."
Presiden yakin masyarakat Madina tidak menyukai ujaran-ujaran kebencian dan caci maki yang sering terlihat di media sosial saat ini.
“Apalagi Batak yang di sini orangnya halus-halus. Saya aja yang orang Solo kalah halus.”
Musthafawiyah yang merupakan salah satu pesantren tertua di pulau Sumatra telah banyak mencetak banyak ulama besar di Indonesia.
Musthafawiyah, atau lebih dikenal dengan nama Pesantren Purba Baru, didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa. Awalnya, pesantren ini didirikan di desa Tanobato, kabupaten Madina.
Namun karena Tanobato dilanda banjir pada 1915, pondok Pesantren Mustofhawiyah dipindahkan oleh pendirinya ke
desa Purba Baru, hingga saat ini.
Silatnas JBMI, Jokowi: Batak yang di Sini Orangnya Halus-Halus
Presiden Joko Widodo mengapresiasi prinsip Dalihan Natolu yang hingga kini masih diterapkan masyarakat di kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yoseph Pencawan
Editor : News Editor
Topik
Konten Premium