Bisnis.com, MEDAN - PLN (Persero) menyadari selama ini kemantapan aliran listrik masih menjadi persoalan, termasuk di Sumatra Utara.
Menurut Sugianto, General Manager Pembangkitan Listrik PLN Wilayah Sumbagut, Sumut bahkan sempat mengalami defisit listrik hingga 400 MW pada 2013 dan 2014.
"Jadi tiap sore (listrik) padam," ujarnya saat ditemui Bisnis, Rabu (15/3/2017) petang.
Dia menjelaskan penyebabnya. Menurut Sugianto, hingga kini daerahnya masih kekurangan daya listrik cadangan atau dalam istilah kelistrikan dinamakan dengan Reserve Margin (RM).
Idealnya, kata dia, sistem kelistrikan memiliki RM sebesar 30% dari beban puncak. Adapun beban puncak pemakaian listrik di Sumut adalah sebesar 1.900 MW.
RM akan digunakan PLN apabila terjadi gangguan pada mesin pembangkit yang sedang beroperasi sehingga dapat mempercepat proses pemulihan. Namun kondisi yang ada, RM listrik Sumut bahkan tidak sampai 15%.
"Saat ini Reserve Margin kita itu masih sekitar 9%, jadi hanya sekitar 120 MW. Begitu (pembangkit PLTU) Pangkalan Susu ada gangguan
saat beban puncak, pasti terjadi defisit."
Kendati demikian, dia memastikan PLN terus menambah RM dari waktu ke waktu. Antara lain, tambahan 240 MW dari kapal pembangkit di Perairan Belawan mulai Juni atau Juli.
Lalu tambahan 200 MW lagi dari Sumatra Bagian Selatan yang dipasok melalui tol listrik, mulai Juli atau Agustus. Serta 100 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarula II yang masuk pada September tahun ini.
Dengan demikian, Sumut akan mendapatkan tambahan daya listrik sebesar 540 MW sampai dengan akhir 2017. Bila dikurangi dengan pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 7%--9%, maka kapasitas RM akan mencapai 13%.