Bisnis.com, BATAM – Pemerintah akan menambah anggaran riset sekitar US$ 2 miliar sampai US$3 miliar secara bertahap.
Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan, upaya ini dilakukan untuk mendorong daya saing teknologi Indonesia di pasar global.
“Saya sudah sampaikan ini kepada Presiden. Supaya teknologi indonesia tak sampai ketinggalan. Kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memajukan kehidupan Bangsa.” ujar Luhut saat mengunjungi Nongsa Digital Park, Kamis (15/3).
Menurutnya Indonesia mampu mengalkasikan dana sebesar itu untuk peningkatan pencapaian riset teknologi, khususnya di bidang IT. Apalagi sejak pelaksanaan Tax Amnesty, Tax Rasio perpakakan diperkirakan naik diatas 13% hingga 2020 mendatang.
“Akan terjadi penambahan revenue negara kira-kira Rp 300 triliun hingga Rp 400 triliun. Artinya kita punya uang yang banyak untuk mengembangkan riset,” jelasnya.
Dia juga mendorong seluruh stakeholder, tertuama lembaga di kementerian, berkolaborasi mendorong riset dan pengembangan teknologi informasi di Indonesia dilakukan secara progresif.
“Ristek juga akan terlibat. Semua kita padukan dan terintegrasi sehingga hasilnya optimal. Selama ini mungkin belum teritegrasi, itu kita sudahi,” jelasnya.
Selain menambah anggaran riset, peningkatan SDM di bidang teknologi informasi akan jadi fokus pemerintah. Menurutnya, pemeritah akan menggandeng institusi dunia untuk mengakselerasi SDM teknologi informasi di Indonesia.
“Kita juga manfaatkan bantuan dari mana-mana. Seperti pelatihan yang melibatkan MIT, Tsinghua University dan Temasek,” jelasnya.
Sejumlah negara sudah memberikan perhatian serius dalam pengembangan teknologi. Salah satunya dengan mendorong anggarn riset menjadi lebih progresif. Salah satunya adlah Universitas Tsinghua di Beijing. Intitusi ini mengalami kemajuan cepat karena pemerintah memberikan dana riset tiga kali lebih besar dibanding yang diterima MIT di Boston, Amerika Serikat.
“Sekarang Negara ini sudah menjadi leader dalam teknologi 5G. Saya terperangah melihat kemajuan-kemajuan yang mereka buat. Indonesia mau bagaimana?” tuturnya.
Negara tetangga paling dekat dengan Batam juga sudah melek terhadap kebutuhan riset teknologi. DI Singapura ada Singapore University of Technology and Design (SUTD). Negara ini memboyong Profesor dan Doktor dari MIT. Tak hanya Rektornya yang merupakan mantan dean dari MIT, faculty membernya juga sama.
“Singapura juga sedang berkembang cepat dalam bidang teknologi. Mereka ingin mengembangkan teknologinya dengan cepat,” jelasnya.
Indonesia, khususnya Batam tak boleh ketinggalan dalam hal teknologi. Pengembangan harus terus dilakukan agar kedepannya tak berahir menjadi pasar dari produk-produk teknoogi tinggi negara lain.
“Sekarang Indonesia adalah pengguna robotik terbanyak di dunia, sebagai dampak pertarungan efisiensi. Jangan belajar beli saja. tapi harus berinovasi mengembangkan teknologi Indonesia lebih maju lagi,” tegasnya.