Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester II/2025, BI Minta Sumsel Waspadai Dorongan Inflasi dari Dua Kelompok Ini

Pantauan terhadap beberapa aspek pendorong inflasi perlu dilakukan sejalan dengan berlangsungnya momen-momen musiman yang juga memengaruhi terdorongnya inflasi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan Bambang Pramono saat diwawancarai usai kegiatan high level meeting TPID Sumsel, di Palembang, Selasa (8/7/2025)./Bisnis-Husnul
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan Bambang Pramono saat diwawancarai usai kegiatan high level meeting TPID Sumsel, di Palembang, Selasa (8/7/2025)./Bisnis-Husnul

Bisnis.com, PALEMBANG — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan (Sumsel) mewaspadai potensi terjadinya lonjakan harga barang dan jasa yang signifikan pada triwulan III dan IV tahun 2025.  

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Bambang Pramono mengatakan bahwa pada penutup semester pertama tahun ini Sumsel mencatatkan inflasi 2,44% (year on year/YoY).

Angka itu, kata dia, masih relatif terjaga di dalam kisaran level yang ditentukan yakni sebesar 2,5% nasional.  

“Kita masih ada di rentan, kemarin (Juni) 2,44% sedangkan titik tengahnya 2,5%. Jadi kita (Sumsel) masih bagus, menurut pantauan kami demikian,” ujarnya saat ditemui usai kegiatan high level meeting TPID Sumsel, Selasa (8/7/2025).

Pihaknya juga memperkirakan dengan capaian sepanjang semester I tahun ini, laju inflasi di Sumsel pada semester II masih akan berada di kisaran level tersebut. 

Namun begitu, Bambang memandang antisipasi masih perlu dilakukan utamanya perubahan harga pada kelompok volatile food dan administered price.  

Salah satu catatan yang dia berikan yaitu terkait kenaikan ongkos dan harga gas LPG, agar dampaknya tidak memberikan andil yang signifikan.  

“Kita waspadai (kenaikan harga) makanya kita koordinasi dengan pemerintah daerah agar kenaikannya bisa terjaga tidak tinggi diatas rentang itu,” tuturnya. 

Dia juga menekankan bahwa pantauan terhadap beberapa aspek pendorong inflasi perlu dilakukan sejalan dengan berlangsungnya momen-momen musiman yang juga memengaruhi terdorongnya inflasi.   

“Seperti misalnya saat HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) dan juga libur anak sekolah, kita jaga agar tidak tinggi (inflasi) saat itu,” kata Bambang.  

Di tempat yang sama, Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Henky Putrawan menyebutkan sejumlah catatan yang perlu menjadi perhatian masing-masing kabupaten kota dalam pengendalian inflasi.  

Pertama, setiap kabupaten kota diminta untuk mewaspadai terjadinya kenaikan inflasi di momen tahun ajaran baru serta momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) Desember mendatang.   

Dia memerinci, pada kelompok makanan komoditas yang perlu diantisipasi lonjakan harganya meliputi beras, bawang merah, dan juga cabai.

“Kenaikan harga ketiganya (komoditas) bisa dipengaruhi faktor cuaca,  utamanya akibat musim hujan yang diprediksi datang lebih awal,” terangnya. 

Lebih lanjut, Henky mengatakan bahwa setiap kabupaten/kota melakukan upaya pengendalian inflasi melalui sejumlah langkah diantaranya ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga,  kelancaran distribusi, serta kebijakan pendukung.  

“Dan bagi kabupaten/kota juga harus mencari akar permasalahan dan solusi terkait penyebab kenaikan harga komoditas, karena Sumsel ini merupakan sentra produksi tetapi harga komoditas masih naik,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper