Bisnis.com, BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam menyebut kenaikan harga gas bumi menjadi salah satu persoalan utama yang menghambat kinerja industri di Batam.
Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Fary Djemy Francis mengatakan pihaknya sudah melakukan kunjungan ke berbagai kawasan industri di Batam, dan mendapati persoalan kenaikan harga gas menjadi yang paling meresahkan.
"Dari belanja masalah yang telah kami lakukan, ada sejumlah persoalan yang didapat. Salah satunya adalah mengenai kenaikan harga gas bumi," katanya di Batam, Kamis (29/5/2025).
Sehingga dengan persoalan yang dihadapi para pelaku usaha di Batam tersebut, BP Batam akan mencoba menjembatani persoalan ini dengan seluruh pemangku kepentingan, baik itu di daerah maupun pusat.
"Kami menginginkan Kota Batam ini menjadi role model investasi yang ada di Indonesia," imbuhnya.
Fary telah mengunjungi Kawasan Industri (KI) Batamindo dan Panbil baru-baru ini. Ia bermaksud untuk berbelanja masalah yang tengah dihadapi para pelaku industri di Batam.
Baca Juga
Persoalan yang dihadapi para investor ini akan menjadi perhatian khusus yang harus segera diselesaikan demi pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam dalam mendukung investasi yang inklusif.
Fary kemudian mengungkapkan sejak dilantik pada Maret lalu, jajaran pimpinan BP Batam telah dua kali dipanggil oleh Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu arahan Presiden, yakni meminta kepada BP Batam untuk mengoptimalisasi sektor strategis seperti kawasan industri dan galangan kapal sebagai penopang ekonomi nasional.
"Kita diberikan target pertumbuhan ekonomi yang harus lebih tinggi dari nasional. Untuk mencapai target itu, tentunya kita harus mempunyai hubungan yang erat dengan investor layaknya seperti teman atau sahabat," pungkasnya.