Bisnis.com, BATAM - Sepanjang triwulan I/2025, ekspor ikan dari Batam menuju Singapura mengalami peningkatan 7,5% jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Batam Yudi Admajianto mengatakan penyebab peningkatan ekspor ikan karena produksi tangkapan nelayan di sekitar Perairan Batam meningkat pasca Imlek.
"Jumlah ekspor ikan sepanjang triwulan I/2025 sebanyak 1.571,36 ton atau meningkat 7,5% dari tahun 2024, dengan nilai ekspor sebesar Rp69,7 miliar," kata Yudi, Kamis (15/5/2025).
Bulan dengan ekspor ikan tertinggi di triwulan I/2025 terjadi pada Bulan Maret sebanyak 558,22 ton, dengan nilai ekspor Rp24 miliar.
"Sedangkan bulan terendah untuk ekspor ikan itu pada Januari 2025, dimana total ekspor sebanyak 490,75 ton dengan nilai ekspor Rp22,11 miliar," ungkapnya.
Untuk tahun ini, Diskan Batam menargetkan ekspor ikan ke negeri jiran sebanyak 5.500 ton, dengan nilai ekspor sebesar Rp250 miliar.
Baca Juga
Adapun jenis ikan yang jadi mayoritas ekspor yakni komoditas ikan bernilai tinggi seperti kerapu, kakap, tenggiri, dingkis serta hasil laut lainnya seperti udang vaname, sotong, lobster dan lainnya.
"Paling banyak itu kerapu dan kakap. Kalau ikan dingkis banyak pas musim Imlek, harganya juga tinggi saat itu. Tapi untuk yang harganya stabil sepanjang tahun itu kerapu dan kakap," tuturnya.
Komoditas ikan di Batam banyak ditangkap nelayan tradisional di pulau-pulau sekitar Batam, misalnya Belakangpadang, Bulang dan lainnya," tuturnya.
Karakteristik perairan di Batam yang dangkal dan banyak terumbu karang cocok untuk habitat ikan-ikan mahal seperti kerapu dan kakap.
Para nelayan tradisional yang biasa menangkap ikan pada umumnya membawa hasil tangkapannya ke pengepul atau agen. Nanti setelah itu, pengepul dan agen yang mengurus dokumen kapal dan izin ke karantina.
"Nanti pengecekan di Pelabuhan Belakangpadang oleh Karantina, Imigrasi dan Bea Cukai," pungkasnya.(239)