Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Konversi Lahan untuk Produksi Padi di Sumsel Hadapi Tantangan

Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas lahan serta produksi padi di wilayah tersebut.
Petani melakukan penyemprotan anti hama terhadap tanaman padi yang baru ditanama di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/10/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Petani melakukan penyemprotan anti hama terhadap tanaman padi yang baru ditanama di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/10/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, PALEMBANG – Luasan panen dan produksi padi yang besar di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) nyatanya masih menyisakan sejumlah catatan dan tantangan yang perlu diselesaikan, termasuk permasalahan inflasi yang masih dipengaruhi oleh komoditas beras.

Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengungkapkan bahwa Sumsel selalu berada di urutan kelima terbesar dalam hal produksi padi nasional setiap tahunnya.

Namun, keempat provinsi dengan produksi padi tertinggi lainnya, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, menunjukkan adanya penurunan pada potensi lahannya.

“Hanya Sumsel, yang berada di urutan kelima, yang InsyaAllah memiliki potensi lahan yang terus meningkat,” ungkapnya, dikutip Rabu (4/12/2024).

Oleh karena itu, kata Elen, pihaknya sangat berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas lahan serta produksi padi di wilayah tersebut.

“Ini adalah perhatian utama kami. Produksi padi sangat penting. Kami tahu persis bahwa produksi berbasis mineral akan habis pada waktunya, tetapi produksi berbasis pertanian akan terus berkembang jika dikelola dengan baik,” jelas Elen.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Sumsel memang memiliki target untuk mengembangkan sawah rawa, mengingat potensi lahan yang sangat besar di Bumi Sriwijaya. Namun, pengembangan tersebut belum terealisasi karena margin keuntungan yang terlalu tipis. 

“Kalau tidak dibantu, petani kita tidak akan mengerjakannya. Dan jika tidak dikerjakan, tidak ada pekerjaan lain,” kata dia.

Selain itu, pemanfaatan sawah rawa sebagai lahan pertanian juga sangat penting, terutama ketika musim kemarau datang. Lahan-lahan yang kritis atau tidak produktif sering menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Dengan memanfaatkan lahan tersebut untuk pertanian, kami berharap produktivitasnya meningkat dan dapat mencegah terjadinya karhutla,” sambung Elen.

Dia menambahkan, meskipun produksi beras di Sumsel sudah dua kali lipat dari jumlah kebutuhan, namun beras masih menjadi salah satu penyebab inflasi.

“Jika kita tidak memikirkan hilirisasi dari produksi beras ini, terutama untuk dimanfaatkan di Sumsel, kami yakin permasalahan inflasi ini akan terus berlanjut,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper