Bisnis.com, PADANG PARIAMAN - PT Hutama Karya (Persero) bersama bersama anak perusahaan Hutama Karya Infrastruktur (HKI) mengucurkan anggaran senilai Rp1,1 miliar untuk membangun jembatan di Korong Tungka Lubuak Aro, yang terletak di Nagari Tandikat, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menjelaskan bahwa pembangunan jembatan gantung itu berada di sekitar proyek Tol Padang-Sicincin.
"Jadi pembangunan untuk jembatan gantung itu merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Hutama Karya dan HKI, sebagai pengganti jembatan kayu yang sebelumnya ada serta sudah tidak aman untuk digunakan," katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (26/9/2024).
Dia menjelaskan proyek senilai Rp1,1 miliar tersebut dibangun untuk memudahkan masyarakat setempat, agar dapat menyeberangi sungai tanpa perlu mengambil rute memutar yang lebih jauh.
Kemudian proyek itu juga dirancang sebagai jembatan gantung baja dengan bentang sepanjang 37 meter, dan akan digarap oleh HKI selama 3 (tiga) bulan dan ditargetkan selesai pada bulan Desember 2024 mendatang.
Dengan menggunakan baja sebagai material utama, lanjut Adjib, jembatan gantung akan memiliki kualitas yang baik, lebih kuat, tahan lama, sehingga aman digunakan baik untuk pejalan kaki maupun dilalui kendaraan roda dua.
Baca Juga
"Kami berharap keberadaan jembatan itu nantinya dapat memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Dia juga berharap dengan adanya pembangunan jembatan gantung itu, di satu sisi juga dapat memperbaiki aksesibilitas, memperlancar mobilitas khususnya untuk mendukung aktivitas ekonomi.
Kemudian dengan telah baiknya akses di desa itu, turut membantu memudahkan distribusi hasil pertanian, serta mempercepat akses ke layanan publik seperti kesehatan maupun pendidikan yang lebih efisien dan aman.
Salah seorang warga setempat, Yestimarni menyampaikan jembatan itu adalah akses satu-satunya di desa Tandikat. Kondisi jembatan itu sudah tidak layak digunakan dan cukup berbahaya untuk dilewati.
Menurutnya selama ini warga tetap menggunakan jembatan itu, tapi cukup menantang, karena sewaktu-waktu bisa saja mengancam keselamatan. Sehingga masyarakat perlu ekstra hati-hati saat melintasi jembatan tersebut.
Untuk itu, masyarakat sudah lama menanti agar ada pembangunan jembatan yang lebih baik, dengan demikian dapat membantu kemudahan masyarakat, mulai dari sisi pertanian hingga akses lalu lintas antar desa.
"Semoga bantuan program TJSL ini dapat semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas terutama dalam membawa hasil bumi untuk dijual," harapnya.