Bisnis.com, BATAM - Kinerja ekspor Kepulauan Riau (Kepri) pada Juli 2024 meningkat 6,05% dibanding Juni 2024. Adapun nilainya mencapai US$ 1.644,06 juta.
Kenaikan ekspor Kepri didorong peningkatan ekspor nonmigas yang meningkat 9,27% dibanding Juni 2024. Nilainya sebesar US$1.436,73 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri Darwis Sitorus mengatakan ekspor nonmigas terbesar yakni golongan barang mesin/peralatan listrik (HS 85).
"Nilainya dari Januari sampai Juli 2024 mencapai US$3.974,90 juta, dengan peranan terhadap ekspor nonmigas sebesar 44,49%," katanya, Jumat (6/9/2024).
Selain itu, terjadi peningkatan sangat signifikan untuk ekspor benda-benda dari besi dan baja (HS 73). Peningkatannya sebesar 173,98% dari Januari-Juli 2023 (US$558,57 juta) ke Januari-Juli 2024 (US$1.530,36 juta).
Darwis mengungkapkan bahwa Singapura masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar Kepri sepanjang 2024. Nilainya mencapai US$3.418,34 juta, dengan kontribusinya terhadap net ekspor 31,29%.
Baca Juga
"Kalau untuk ekspor produk nonmigas terbesar itu ke Amerika. Nilainya US$2.213,71 juta. Sedangkan ekspor migas terbesar ke Singapura dengan nilai US$1.490,76 juta," paparnya.
Mengenai pelabuhan yang jadi pusat ekspor di Kepri, ada temuan baru yang cukup unik. Jika dilihat dari nilainya, Pelabuhan Batuampar masih menjadi yang terbesar. Adapun nilai ekspor di pelabuhan terbesar di Batam tersebut mencapai US$5.342,52 juta.
Namun untuk volume ekspor terbanyak justru ada di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun sebanyak 5.217,32 ribu ton, sedangkan di Batuampar hanya 864,21 ribu ton.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi pun mengapresiasi pencapaian tersebut. Ia menyebut jika BP Batam terus berkomitmen untuk dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
"BP Batam terus berupaya untuk mempercepat pengembangan dan peningkatan infrastruktur pendukung yang ada. Kami juga berkomitmen untuk melakukan pengembangan dan modernisasi pelabuhan agar kegiatan ekspor bisa maksimal," ujarnya.(K65)