Bisnis.com, MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara menyebut lemak dan minyak hewani maupun nabati menjadi komoditas yang paling banyak diekspor provinsi ini dengan share terhadap total ekspor Juli tercatat sebesar 33,57%.
Sebagaimana diketahui, lemak dan minyak baik hewani maupun nabati seperti CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah) merupakan bahan baku industri.
Kepala BPS Sumut Asim Saputra mengatakan kedua jenis komoditas itu, serta berbagai produk kimia menjadi komoditas yang paling banyak diminta dari Sumut dan meneguhkan dominasi ekspor dari sektor industri.
"Sektor industri masih mendominasi share ekspor terbesar pada Juli yakni hingga mencapai 92,76%, naik dari bulan Juni yang sebesar 92,51%," kata Asim, dikutip Selasa (3/9/2024).
Sementara sektor pertanian pada periode ini hanya menyumbang sekitar 7,24% terhadap ekspor Sumut. Adapun nilai ekspor Sumut pada Juli disebut Asim mencapai US$969,75 juta.
"Nilai ekspor Sumut pada Juli terhitung naik 12,59% dibanding bulan Juni 2024. Namun secara year-on-year atau dibanding Juli 2023, tercatat ada penurunan nilai ekspor sekitar 0,03% (yoy)," sambungnya.
Baca Juga
Negara-negara Asia di luar Asean sejauh ini masih menjadi pengimpor utama bahan baku dari Sumut dengan pangsa mencapai 42,64% per Juli atau senilai US$413,53 juta.
Disusul Tiongkok dengan pangsa ekspor sebesar 19,78% dan nilai mencapai US$191,80 juta; serta Amerika Serikat dengan pangsa 12,63% dan nilai ekspor sekitar US$122,46 juta.
Sumut juga tercatat mengekspor bahan baku industri serta komoditas pertanian ke negara-negara di ASEAN juga India, masing-masing sebesar 12,03% dan 8,03% dari total ekspor Sumatra Utara. (K68)
