Bisnis.com, PADANG - Seekor penyu hijau betina ditemukan mati terdampar di Pantai Taluak Buo, Kota Padang, Sumatra Barat, pada Rabu (14/8) kemarin dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.
Salah seorang warga di Taluak Buo, Khairul mengatakan penyu tersebut ditemukan terdampar di pantai pada pagi hari dalam kondisi sudah mati. Kondisi satwa yang dilindungi itu terlihat mengalami sejumlah luka-luka di bagian mulut dan dan kepala.
"Pagi harinya warga di Taluak Buo tiba-tiba menemukan penyu di tepi pantai. Dikira masih hidup, ternyata pas di dekati, sudah mati penyunya. Ukurannya cukup besar," katanya, Kamis (15/8/2024).
Khairul menyampaikan diduga penyu tersebut sudah berada di tepi pantai sejak malam hari. Karena di kawasan pantai Taluak Tuo memang merupakan salah satu tempat tujuan penyu untuk bertelur.
"Kondisi penyu mati terdampar di pantai Taluak Buo ini sebenarnya bukanlah pertama kali. Terhitung sejak tahun 2020 lalu dan sampai kejadian ini, tercatat sudah 3 kali warga menemukan penyu mati terdampar," ujarnya.
Dia menjelaskan penyu yang mati terdampar di Taluak Buo itu rata-rata berukuran besar yakni dengan panjang sekitar 70 centimeter dan lebar 50 centimeter, dan usia diperkirakan mencapai 40 tahun.
Baca Juga
Kemudian setelah dilakukan penemuan penyu yang sudah mati itu, warga berinisiatif untuk melakukan pelaporan ke pihak yang berwenang, mengingat penyu merupakan satwa yang dilindungi secara hukum.
"Kami telah laporkan, dan barulah kami kubur," sebutnya.
Khairul mengaku tidak mengetahui dugaan penyebab matinya satwa laut yang terancam punah tersebut. Namun melihat dari kondisi bangkai pennyu itu, memang ditemukan luka-luka dibagian kepala seperti mulut, hidung, dan mata.
Ketika dikonfirmasi ke Peneliti Penyu dari Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Dr. Harfiandri Damanhuri menjelaskan bahwa ada sejumlah kemungkinan yang menjadi penyebab matinya seekor penyu hijau betina tersebut bila dilihat dari kondisi tubuhnya.
Dia menyebutkan kawasan di Taluak Buo merupakan lalu lintas penyu dalam bermigrasi. Penyu yang mati terdampar itu kuat dugaan sebelum sampai ke tepi pantai, telah mengalami kondisi yang menyebabkan secara kesehatan penyu jadi terganggu.
Andri menjelaskan bila arus penyu berenang dari Utara ke Selatan, maka ada kemungkinan penyu hijau itu terkena baling-baling boat dengan kecepatan tinggi. Serta juga ada kemungkinan tersangkut jaring nelayan atau alat tangkapan nelayan lainnya.
"Meski nelayan berupaya untuk menyelamatkan kondisi penyu yang tersangkut jaring itu, bila ada menimbulkan luka-luka di bagian badan atau kepalanya tersebut, berpotensi membuat penyu nya tidak kuat untuk bertahan hidup," ujarnya.
Namun Andri menduga bila penyu berenang dari arah Selatan ke Utara, maka dugaan penyu tersebut terluka yakni keberadaan aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Karena dari catatan sejarahnya, memang ada penyu yang ditemukan terperangkap di PLTU itu.
"Kenapa sering ditemukan penyu di Taluak Buo itu, karena di sana kawasan Mangrove nya bagus, dan penyu bisa berburu makanan, serta pergi ke pantai untuk mengambil oksigen. Saya sudah menyaksikan hal itu, penyu hijau ditemukan tengah berenang di sana," ucapnya.
Menurutnya agar kondisi serupa tidak lagi terjadi, masyarakat maupun nelayan diimbau tetap berhati-hati saya melakukan aktivitas menangkap ikannya.
"Jika ada yang tertangkap jaring, hati-hati saja untuk proses melepaskannya dari jaring, agar tidak menimbulkan luka-luka," harap Andri.
Sejumlah warga melakukan evakuasi seekor penyu hijau betina yang ditemukan mati terdampar di Pantai Taluak Buo, Kota Padang, Sumatra Barat, Rabu (14/8/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra