Bisnis.com, PALEMBANG – Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto melaporkan perkembangan ekspor dan impor di wilayah itu mengalami surplus perdagangan US$1,12 miliar pada periode triwulan II/2024.
Menurutnya neraca perdagangan secara quartal to quartal (qtq) mengalami peningkatan, tetapi secara year on year (yoy) mengalami penurunan.
“Ada kenaikan secara qtq sebesar 42,63%, sementara secara yoy kontraksi sebesar 26,18%,” ungkapnya, dikutip Selasa (6/8/2024).
Wahyu memerinci, perkembangan ekspor pada empat komoditas unggulan di Sumsel diantaranya bahan bakar mineral, tercatat senilai US$666,3 juta. Ekspor tersebut mengalami peningkatan cukup tinggi sebesar 18,47% secara qtq, sedangkan secara yoy mengalami penurunan 3,97%.
Kemudian untuk ekspor komoditas bubur kertas (pulp), lanjut dia, tercatat US$269,15 juta atau mengalami peningkatan 4,78% secara qtq, tetapi mengalami kontraksi cukup dalam sebesar 29,34% secara tahunan.
Sementara untuk ekspor komoditas karet dan barang dari karet baik secara qtq maupun yoy tercatat mengalami kenaikan masing-masing 7,91% dan 8,64% dengan nilai sebesar US$301,7 juta.
Baca Juga
Kondisi itu menurutnya sejalan dengan catatan hasil produksi tanaman karet yang juga mengalami kenaikan baik itu secara qtq maupuan yoy.
"Berdasarkan catatan peristiwa pada triwulan II/2024 ini, produksi tanaman karet juga tercatat mengalami kenaikan secara qtq sebesar 0,65% dan secara yoy sebesar 3,54%,” jelas Wahyu.
Selanjutnya untuk ekspor komoditas minyak dan gas pada periode ini tercatat US$109,23 juta atau kompak mengalami penurunan sebesar 15,82% secara qtq dan 15,31% secara yoy.
“Memang dominasi ekspor juga cukup tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Sumsel,” pungkasnya.