Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Industri Menopang Gairah Ekspor Sumsel

Aktivitas ekspor di Sumsel pada Juni 2024 kembali menunjukkan pertumbuhan positif dengan nilai mencapai US$625,86 juta atau naik 24,05% secara mtm.
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/10/2023). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/10/2023). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, PALEMBANG – Aktivitas ekspor di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) pada Juni 2024 kembali menunjukkan pertumbuhan positif dengan nilai mencapai US$625,86 juta atau naik 24,05% secara month to month (mtm). 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Moh Wahyu Yulianto menerangkan peningkatan tersebut didorong oleh ekspor migas dan nonmigas yang masing-masing meningkat sebesar 63,15% dan 21,79%. 

“Sedangkan secara year on year (yoy) ekspor Sumsel juga tumbuh sebesar 14,11% yang didorong kuat oleh ekspor non migas sebesar 15,26%,” jelasnya, dikutip Jumat (2/8/2024). 

Wahyu menjelaskan penyokong terbesar geliat ekspor Sumsel berasal dari sektor industri yang mencapai US$318,32 juta atau mengalami peningkatan 46,14% dibandingkan bulan sebelumnya. 

Sedangkan untuk sektor pertambangan tercatat US$259,74 juta, dan sektor migas yang mencapai US$45,02 juta. 

“Untuk sektor pertambangan dan migas memberikan kinerja yang positif baik itu secara month to month maupun yoy,” sambung Wahyu.

Kendati begitu, imbuh dia, yang menjadi tantangan saat ini yaitu kondisi ekspor pada sektor pertanian yang kompak mengalami pertumbuhan negatif sebesar 50,59% secara mtm dan 51,23% secara yoy. 

Sejalan dengan itu secara kumulatif struktur ekspor menurut sektor di Sumsel periode Januari sampai Juni 2024 tertinggi berasal dari industri sebesar 49,38%. Lalu diikuti oleh tambang 41,70%, migas 8,11%, serta pertanian sebesar 0,81%. 

Adapun pangsa ekspor terbesar dari Sumsel yaitu ke Tiongkok mencapai 36,24% dengan komoditas yang dikirim yaitu bubur kertas US$474,02 juta, lignit US$448,01 juta, dan batu bara US$59,53 juta,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper