Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Panas, Puluhan Titik Api Terpantau di Wilayah Sumbar

Berdasarkan pantauan melalui SiPongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kondisi hotspot masih dalam level medium atau kuning.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Dinas Kehutanan Provinsi Sumatra Barat menyebutkan dampak dari cuaca panas yang terjadi di sejumlah wilayah telah terpantau adanya puluhan titik api atau hotspot.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar Yozarwardi mengatakan berdasarkan pantauan melalui SiPongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kondisi hotspot masih dalam level medium atau kuning.

"Dari hasil monitoring titik panas hari Selasa 23 Juli 2024, terdapat 64 titik, terdiri dari 1 hijau, 62 kuning dan 1 merah," katanya, Selasa (23/7/2024).

Dia menjelaskan untuk 64 itu tersebar di beberapa daerah yaitu Kabupaten Agam, Lima Puluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok Selatan, dan Tanah Datar.

"Untuk titik merah berada pada KPH Pasaman Raya, tepatnya di Nagari Muaro Tais. Kami sudah berkoordinasi dengan KPH terkait agar melakukan monitoring ke lapangan," ujarnya.

Yoz menyatakan selama menjalani kondisi cuaca panas ini, belum ada laporan terjadi karhutla di wilayah Sumbar. Kendati demikian melihat kondisi cuaca yang masih panas, kewaspadaan tetap dikedepankan.

Dimana dalam melakukan upaya antisipasi dan penanganan karhutla itu, Dishut Sumbar telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Dalkarhutla baik di tingkat provinsi maupun di UPTD KPH atau dikenal dengan Brigade Dalkarhutla, beserta sarana dan prasarana penunjangnya mulai dari peralatan manual, semi mekanis dan mekanis

Selain itu Dishut juga telah membentuk yang namanya Masyarakat Peduli Api (MPA) dan LMHBM yaitu lembaga yang dibentuk dengan cara memberdayakan masyarakat sekitar daerah rawan karhutla untuk membantu petugas Satgas/Brigade dalam pengendalian karhutla di tingkat tapak.

"Mereka itu menjadi ujung tombak kami dalam melakukan edukasi serta penanganan bila terjadi karhutla," tegasnya.

Sedangan untuk mengantisipasi kejadian karhutla, kata Yoz, Dishut mempunyai program/kegiatan dalam rangka pengendalian kebakaran hutan dan lahan baik pencegahan (preventif) maupun penanggulangan seperti patroli hingga melakukan rapat koordinasi Dalkarhutla.

"Jadi semua pihak kami libatkan, dan secara bersama-sama berupaya agar masyarakat tidak lagi dengan sengaja membakar lahannya," sebut dia.

Menurutnya dengan adanya kondisi cuaca saat ini, Dishut mengharapkan kepada seluruh lapisan masyarakat agar berhati-hati dan bijak dalam menggunakan api, baik itu disengaja maupun tidak disengaja/lalai, terutama dalam rangka membuka lahan untuk berkebun/pertanian.

Yoz menegaskan apabila didapat diketahui masyarakat dengan sengaja membakar lahan, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Selanjutnya apabila berada di dalam kawasan hutan, maka akan dikenakan undang-undang 41 tentang kehutanan dan apabila di luar kawasan hutan/lahan akan dikenakan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sedangkan di areal perkebunan dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang menyebutkan melihat informasi cuaca dari BMKG saat ini wilayah Padang tengah dilanda cuaca panas.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton mengatakan kondisi cuaca panas sangat rentan terjadi kebakaran, baik itu kebakaran di kawasan bangunan rumah maupun untuk kebakaran lahan dan hutan (karhutla).

"Kondisi cuaca panas yang tengah melanda Padang ini masyarakat perlu bijak menggunakan api, agar tidak terjadi kebakaran di rumah, maupun di kawasan hutan," katanya.

Dia menyebutkan bijak dalam menggunakan api itu, seperti tidak membakar sampah sembarangan yang dapat mengakibatkan dan memicu terjadi kebakaran. Begitupun bagi warga yang akan keluar rumah untuk memperhatikan kembali kondisi kompor di rumah telah mati.

Menurutnya pentingnya imbauan itu, karena menyikapi kondisi cuaca terik panas yang terjadi di Kota Padang beberapa hari terakhir. Apalagi akhir-akhir ada sejumlah titik di Padang terjadi kebakaran bangunan.

Selain itu Hendri Zulviton menyatakan hal yang perlu dicatat masyarakat yakni tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena bila kondisi lagi kering, perluasan terjadi karhutla sangat mudah, dan bila tak diatasi, bisa menimbulkan dampak buruk laginya, seperti gangguan polusi udara.

"Kondisi cuaca panas terik di Kota Padang yang mana pada saat sekarang ini terendahnya itu mencapai 31 derajat celcius," sebutnya.

Dia mengaku, pihaknya terus melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat akan pencegahan kebakaran. Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan Lurah yang ada di Padang dalam sosialisasi bahaya kebakaran.

Menghadapi kondisi kering itu, saat ini untuk personil BPBD disiagakan 1x24 jam. Adapun jumlah personil sebanyak 30 orang dari Rescue dan Pusdalops dibagi 3 shift untuk bersiaga.

“Masyarakat yang merasa terganggu dan berbahaya soal kegiatan terjadi membakar sampah dan lainnya, maka dapat melaporkan ke pemerintahan kelurahan," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper