Bisnis.com, YOGYAKARTA – Cuaca dingin yang menusuk tubuh tak menyurutkan perhatian para peserta media gathering untuk menyimak paparan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) Arifin Susanto di Griya Persada Convention Hotel & Resort Yogyakarta, Selasa malam (9/7/2024).
Lebih dari 20 menit berbicara di depan puluhan wartawan yang mengikuti acara tersebut, saya acungi jempol karena beliau berbicara tanpa teks dan isinya berbobot semua dari awal sampai akhir paparannya. Mulai berbicara soal sinergi dengan pemerintah daerah (pemda) hingga upaya mengembalikan kejayaan kopi Sriwijaya.
Bahkan, saya salut karena Pak Bro Arifin—panggilan yang disematkan moderator media gathering—sudah hafal kosakata ‘Semendo’, ‘Lahat’, hingga ‘OKU Selatan’ meskipun belum lama menduduki jabatan Kepala OJK Sumsel Babel.
Orkestrasi adalah kunci. Menurut saya, itulah inti paparan Pak Bro Arifin semalam. Untuk mencapai suatu tujuan, kita tidak bisa maju sendiri-sendiri. Perlu upaya bersama untuk mewujudkan cita-cita memajukan perekonomian daerah.
OJK Sumsel Babel siap bersinergi dengan pemerintah daerah, Bank Indonesia (BI), dan para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk memajukan perekonomian daerah.
“Kita membantu Pak Pj Gubernur Sumsel mengakselerasi percepatan ekonomi dan proyek strategis daerah,” ujarnya.
Baca Juga
Hal itu akan diwujudkan dengan pendirian sekretariat bersama (sekber) sebagai tindak lanjut penandatanganan komitmen bersama antara OJK Sumsel Babel dengan Pemprov Sumsel beberapa waktu lalu.
“Nanti BI bergerak sendiri, OJK sendiri, pemda sendiri, Bulog sendiri, dan seterusnya. Jadi tidak terorkestra dengan baik. Jadi, tujuan sekber ini biar kita bisa mengorkestrasikannya. Kalo sendiri-sendiri kan kurang bagus, tapi kalo bersama-sama berkolaborasi antarasemua lembaga insya Allah tujuan akan tercapai,” tegasnya.
Dia menjelaskan setidaknya ada lima fokus bersama pemda pada pendirian sekretariat bersama itu. Pertama, koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang selama ini ada di BI dan bekerjasama dengan pemda.
Kedua, menyelaraskan atau mensinergikan semua Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). “Itu tugasnya OJK. Tujuannya memperluas akses keuangan daerah,” ungkapnya.
Ketiga, Satuan Tugas Penanganan Kegiatan Usaha Tanpa Izin (PASTI) yang terdiri dari berbagai instansi/lembaga terkait untuk penanganan aktivitas keuangan ilegal, baik dengan tindakan pencegahan maupun penanganan.
“Ini koordinator utamanya adalah OJK, karena OJK mempunyai sistem untuk memonitor judi online. Kita sudah menutup 4.921 rekening yang terkait dengan judi online,” ungkapnya.
Keempat, mewujudkan ketahanan pangan yang menjadi tugas berbagai lembaga terkait. “Ini menjadi masalah bersama dan kita tanggulangi bersama-sama,” tegasnya.
Kelima, mengembangkan digitalisasi. “Ini penting karena kita cetak uang itu mahal banget harganya. Belum lagi banyak yang hilang, orang yang curang, uang lecek, dan seterusnya,” katanya.
Dia menambahkan sekretariat bersama itu ditargetkan bisa diresmikan di Kantor OJK Sumsel Babel pada awal Agustus.