Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Sungai Pakning Sulap Gambut Bekas Karhutla Jadi Lahan Hortikultura

Berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Bengkalis dan berbagai stakeholders untuk mengatasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap persoalan tersebut.
Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning telah berhasil menyulap lahan dampak karhutla seluas 2 hektare di Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu menjadi lahan pertanian yang bernilai ekonomi untuk masyarakat.
Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning telah berhasil menyulap lahan dampak karhutla seluas 2 hektare di Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu menjadi lahan pertanian yang bernilai ekonomi untuk masyarakat.

Bisnis.com, PEKANBARU -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau beberapa tahun lalu, seperti di wilayah Sungai Pakning Kabupaten Bengkalis, salah satunya disebabkan oleh tata cara pengelolaan lahan yang tidak tepat, seperti membuka lahan dengan cara dibakar.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan berbagai stakeholders untuk mengatasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap persoalan tersebut, salah satunya dilakukan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Sungai Pakning.

Agustiawan, Area Manager Communication, Relations dan CSR PT KPI Unit Dumai mengatakan pihaknya ikut melakukan upaya mengelola mitigasi karhutla, dimana sejak 2020 Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning telah berhasil menyulap lahan dampak karhutla seluas 2 hektare di Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu menjadi lahan pertanian yang bernilai ekonomi untuk masyarakat. 

Lahan pertanian tersebut mengembangkan komoditas pertanian sayuran dan tanaman obat keluarga melalui program pertanian hortikultura di lahan gambut, seperti kangkung, cabai, timun, pare, dan kacang panjang.

“Program ini merupakan salah satu dari sekian program yang menunjukkan komitmen dan keseriusan PT KPI Unit Sungai Pakning berkontribusi secara proaktif membantu masyarakat dan pemerintah daerah setempat, khususnya yang berada di sekitar ring 1 operasional perusahaan,” ujarnya, Kamis (4/7/2024).

Kemudian sejak 2022, PT KPI Unit Sungai Pakning mulai memfokuskan program tersebut pada pengembangan kawasan pertanian terpadu yang ramah lingkungan pada Kelompok Tani Maju Jaya bersama masyarakat Desa Batang Duku.

“Kiat ini diupayakan untuk mengubah perilaku petani yang dulunya masih banyak mengelola lahan gambut dengan bertani sawit ataupun lahan pertanian dengan ‘merun’ atau membakar lahan, dimana berpotensi menjadi pemicu terjadinya karhutla menjadi lebih ramah lingkungan serta menciptakan pelopor tani siaga karhutla gambut,” jelas Agustiawan.

Melalui program tersebut, Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning mengedukasi kelompok tani dan masyarakat dalam mengelola lahan pertanian dengan inovasi yang ramah lingkungan, memanfaatkan limbah dari penyulingan serai wangi berupa abu bekas pembakaran sebagai upaya dengan meningkatkan kadar unsur hara di tanah.

Lewat program itu juga, Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning memperkenalkan pupuk organik cair hasil fermentasi limbah destilasi serai wangi yang bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan tanaman hortikultura. 

Selain itu, Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning juga mengedukasi kelompok tani dan masyarakat Desa Batang Duku memperkenalkan irigasi teknis menggunakan springkel yang lebih hemat bahan bakar minyak jika dibandingkan dengan irigasi konvensional terkait manajemen irigasi pertanian.

Agustiawan mengatakan bahwa pertanian hortikultura untuk komoditas sayuran dikembangkan dengan sistem paludikultur dan pengaturan tanam dengan sistem poligowo. Kemudian hasil panen yakni kangkung itu kini telah memenuhi kebutuhan pasar lokal serta diolah menjadi beberapa produk bernilai ekonomis seperti stik kangkung oleh anggota perempuan Kelompok Tani Maju Jaya Bersama.

Lewat program inovasi pertanian tersebut, PT KPI Unit Sungai Pakning berhasil menciptakan penerima manfaat sebanyak 4.613 orang dan meningkatkan perekonomian kelompok binaan program sebesar 127%. Hal ini dibuktikan dengan dengan meningkatkannya pendapatan kumulatif omzet usaha pada 2022 sebesar Rp224,5 juta menjadi Rp226,1 juta pada 2023. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper