Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBN Sumsel Defisit Rp10,81 Triliun pada Periode Mei 2024

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di wilayah Sumatra Selatan per 31 Mei 2024 mengalami defisit senilai Rp10,81 triliun.
Potret uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin
Potret uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, PALEMBANG – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Provinsi Sumatra Selatan melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di wilayah tersebut per 31 Mei 2024 mengalami defisit senilai Rp10,81 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis, nilai defisit pada periode ini lebih tinggi dibanding kondisi yang sama pada bulan April 2024 yaitu sebesar Rp9,02 triliun. 

Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Ferdinan Lengkong menjelaskan kinerja pelaksanaan APBN di Sumsel hingga 31 Mei 2024 menunjukkan kinerja yang optimal. 

Realisasi pendapatan negara sebesar Rp7,47 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 5,61% secara year on year (yoy). Sedangkan belanja negara terealisasi sebesar Rp18,28 triliun atau meningkat sebesar 24,11% yoy. 

“Realisasi pendapatan dan belanja negara menunjukkan pertumbuhan positif dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (1/7/2024). 

Dia memerinci, untuk belanja negara terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan Transfer ke Daerah (TKD) dengan realisasi masing-masing sebesar Rp6,60 triliun atau meningkat sebesar 40,70% yoy dan sebesar Rp11,68 triliun atau meningkat 16,36% yoy. 

Sementara dari sisi pendapatan negara, disokong oleh instrumen penerimaan pajak yang terealisasi senilai Rp6,28 miliar atau sekitar 31.54% dari target. 

Menurut Ferdinan, bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, realisasi ini mengalami pertumbuhan sebesar 3.94% (yoy). 

“Penerimaan pajak sampai dengan 31 Mei 2024 mencapai 31.58% dari target APBN, dengan pertumbuhan positif sebesar 4.62% (yoy). Ini dipengaruhi faktor peningkatan setoran PPh 21 di seluruh sektor yang menunjukkan baiknya level penghasilan karyawan serta serapan tenaga kerja,” ungkapnya. 

Adapun untuk instrumen penerimaan negara lainnya terdiri dari penerimaan bea masuk yang meningkat sebesar 19,05% yoy, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang positif dengan pencapaian penerimaan terdiri dari pendapatan PNBP Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp790 miliar, dan pendapatan PNBP Lainnya sebesar Rp404,50 miliar. 

“PNBP aset, piutang, dan lelang di wilayah Sumsel sampai dengan 31 Mei 2024 mencapai Rp25,22 miliar. Total pendapatan Aset, Lelang dan Piutang Negara berkontribusi 2,11% dari total PNBP di Sumsel dan tumbuh 100% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” tutup Ferdinan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper