Bisnis.com, PALEMBANG – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Provinsi Sumatra Selatan bulan April 2024 mencapai US$426,33 juta atau mengalami penurunan 15,26%.
Kepala BPS Sumatra Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto menerangkan penurunan ekspor disebabkan oleh merosotnya ekspor migas sebesar 13,01% dan ekspor non migas sebesar 15,46%.
“Sama halnya dengan catatan tahunan (year on year) ekspor juga mengalami penurunan sebesar 24,85%,” katanya, dikutip Selasa (4/6/2024).
Wahyu mengatakan untuk ekspor pada setiap sektor terdiri dari pertanian US$3,22 juta, industri US$233,42 juta, pertambangan US$153,08 juta, dan migas US$36,61 juta.
Keempat sektor itu secara month to month (mtm) kompak terkontraksi masing-masing diantaranya pertanian 18,40%, industri 13,37%, pertambangan 18,41% dan migas 13,01%.
“Untuk struktur ekspor menurut sektornya, tertinggi sektor industri yang mencapai 50,6%, diikuti tambang 39,4%, migas 9,16% dan pertanian 0,85%,” jelas Wahyu.
Baca Juga
Sedangkan untuk non migas, imbuhnya, menyumbang sebesar 90,84% dari total ekspor kumulatif bulan Januari sampai April 2024 di Sumsel.
Disamping itu, secara bulanan, ekspor komoditas andalan di Sumsel meliputi karet mentah, batubara, dan pulp dari kayu juga kompak mengalami penurunan sebesar 21,82%, 18,41% dan 16,08%.
“Pangsa ekspor Sumsel tertinggi masih ke Tiongkok, sebesar US$660,18 juta atau share nya 38,35% dengan komoditas yang dikirim yaitu bubur kertas, lignit, batubara,” bebernya.