Bisnis.com, MEDAN — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara (Sumut) memperkirakan perekonomian Sumut akan tetap kuat di kuartal I 2024 di tengah kondisi keuangan global yang masih penuh tekanan. Sebagaimana diketahui, ekonomi Sumut tahun 2024 ini diproyeksikan Bank Indonesia akan terakselerasi pada kisaran 4,5%-5,3% (yoy).
Kepala Kanwil Bank Indonesia Sumut IGP Wira Kusuma mengatakan, penguatan itu didorong oleh peningkatan di sejumlah indikator seperti tingkat konsumsi masyarakat, indeks penjualan riil, kinerja konstruksi, juga permintaan ekspor dan domestik.
Dari sisi inflasi, Wira juga menyebut tingkat inflasi Sumut ditargetkan masih akan masuk rentang sasaran 2,5% plus minus 1% sejalan dengan sejumlah upaya pengendalian yang dilakukan BI dan stakeholder terkait.
"Tingkat inflasi Sumut pada Maret 2024 lalu, secara year-to-date 1,53% (cukup tinggi). Mudah-mudahan di bulan-bulan berikutnya ada yang deflasi sehinga inflasi kita bisa terjaga dengan baik dan masuk rentang sasaran," kata Wira di Medan, Selasa (30/4/2024).
Wira mengatakan ketidakpastian global telah memberi tekanan depresiasi kepada hampir semua jenis mata uang. Tidak hanya negara berkembang, tapi juga di negara maju.
Penurunan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar Amerika akan mengganggu inflasi inti. Dalam jangka panjang, efek domino dari kondisi tersebut dapat mengganggu perekonomian domestik termasuk di Sumatra Utara seperti meningkatnya inflasi seiring peningkatan harga barang impor yang dikonsumsi.
Baca Juga
Di samping itu, tambahnya, pembangunan juga berpotensi terhambat lantaran bahan baku produksi mahal. "Itulah mengapa Bank Indonesia mengambil kebijakan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin untuk menjaga nilai tukar Rupiah," terang Wira.
Kendati diperkirakan tetap menguat secara ekonomi, Wira menyebut Bank Indonesia tetap membuat sejumlah skenario untuk memitigasi kemungkinan terburuk dari depresiasi Rupiah, termasuk dengan menggunakan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Kami tetap waspada. Kami sudah siapkan action plannya," tambah Wira. (K68)