Bisnis.com, PADANG - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatra Barat mempersiapkan strategi 4K atau Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif.
Gubernur Sumbar Mahyeldi strategi 4K tersebut akan diaplikasikan melalui beberapa aksi. Pertama, penyelenggaraan operasi pasar murah secara efektif dan masif, terutama sekali di Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Dharmasraya, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi sebagai empat daerah penyumbang inflasi tertinggi di Sumbar.
Kedua, Penguatan fungsi pengawasan dan pelaksanaan sidak pasar secara berkala untuk mengamati pasokan dan harga.
Serta aksi ketiga, Penguatan kerja sama daerah dengan provinsi produsen serta mendorong kabupaten/kota di Sumbar meningkatkan kerja sama antardaerah. Keempat, Memastikan kelancaran arus transportasi barang di jalur darat serta stabilitas harga tiket pesawat.
Kelima, Penguatan koordinasi antarprovinsi dengan kabupaten/kota terkait data luasan lahan pertanian terdampak bencana serta data kecukupan pangan. Keenam, Penguatan komunikasi efektif untuk menjaga ekspektasi inflasi oleh masyarakat.
"Strategi 4K ini harus dilakukan ke depan secara bersama-sama. Mudah-mudahan, saat menjalani Ramadan dan lebaran dalam suasana yang aman, nyaman, dan kondusif, dan tidak terganggu oleh hal-hal seperti lonjakan harga dan kelangkaan bahan pangan," katanya, Selasa (5/3/2024).
Baca Juga
Dia menyebutkan adanya strategi 4K itu setelah TPID melakukan peninjauan harga komoditi pangan di Pasar Raya Padang, kemudian dilanjutkan dalam High Level Meeting (HLM) TPID Sumbar.
"Meninjau harga komoditi pangan itu sangat penting dilakukan untuk mendapatkan informasi yang rill, sehingga dapat memperkuat dalam mengambil dan menerapkan kebijakan untuk mengantisipasi inflasi dan lonjakan harga bahan pangan selama Ramadan dan lebaran tahun ini," ujarnya.
Gubernur menyebutkan, dari peninjauan pasar di Pasar Raya Padang, diketahui memang terjadi kenaikan harga sejumlah komoditas seperti beras dan cabai merah.
Namun, untuk ketersediaan barang, Gubernur memastikan sudah mencukupi untuk menyambut Ramadan serta momentum lebaran sebulan setelahnya. Kendati demikian, langkah strategis tetap disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan.
Kenaikan harga yang ditemukan mulai dari cabai, namun untuk stoknya masih tersedia, dan sebagian ada yang di perjalanan. Begitu pun beras, hanya mungkin minyak goreng yang agak menipis, sehingga TPID akan komunikasikan dengan produsen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait minyak goreng tersebut.
Mahyeldi juga menyampaikan bahwa peninjauan harga pangan di pasar merupakan tindak lanjut atas arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), dalam rapat yang diikuti oleh Gubernur Mahyeldi di Jakarta pada Senin 4 Maret 2024, yang membahas kesiapan daerah dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri tahun ini.
Sebagaimana pembahasan dalam rapat dengan Bapak Mendagri, tingkat inflasi Sumbar pada Februari 2024 ada di angka 3,23% (yoy), dan itu berada di atas inflasi nasional yang tercatat 2,75%.
"Jadi sebagai langkah strategis untuk mengatasi lonjakan inflasi ini, terlebih akan menjelang Ramadan, memerlukan sinergitas," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Endang Kurnia Saputra mengaku inflasi Februari 2024 itu sedikit di luar ekspektasi, kendati demikian dia menegaskan masih di dalam target atau perkiraan BI yaitu di angka 2%-4%.
Dia menyampaikan hal yang di target kedepan adalah mengendalikan harga beras, cabe merah, dan bawang merah, agar tetap terjangkau pada Ramadan dan Idulfitri 2024.
Pria yang akrab disapa Adang ini mengatakan selain inflasi pada Februari 2024 cukup mengejutkan, kondisi pada Maret atau momen Ramadan juga diperkirakan bakal kembali terjadi inflasi.
"Semoga dengan adanya strategi di TPID ini kondisi harga bisa terkendali sesuai harapan," katanya.