Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Sumatra Selatan tahun ini masih tumbuh moderat di kisaran angka 4,9%-5,7% (year on year).
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) M Latif mengatakan angka itu bahkan lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan perekonomian nasional yakni 4,7%-5,5%.
“Perekonomian Sumsel tahun 2024 diperkirakan tetap kuat dan optimis pada kisaran 4,9-5,7%,” katanya belum lama ini.
Dia menerangkan terdapat dua faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumsel diantaranya faktor pendorong dan juga faktor penahan.
Dari sisi pendorong, geliat ekonomi akan didukung oleh beberapa hal diantaranya penyelesaian pembangunan Proyek Strategis Nasional [PSN] jelang berakhirnya masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
“Utamanya untuk proyek seperti bendungan dan irigasi,” sambungnya.
Baca Juga
Lalu adanya agenda pemilihan umum, cuaca yang relatif terkendali, optimalisasi lahan tambak dan penangkaran benih berkualitas, proyek pengembangan angkutan batubara di kawasan Tanjung Enim-Keramasan oleh PTBA, serta pembangunan pabrik tisu yang dilakukan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Sementara dari sisi penahan, terdapat beberapa kondisi yang berpotensi memengaruhi ekonomi Sumsel meliputi peningkatan tensi geopolitik yang berdampak pada volatilitas harga dan nilai tukar, krisis real estate dari negara tujuan ekspor yaitu Tiongkok.
Kemudian terjadinya over supply minyak global, penurunan produksi batubara tahun 2024 dibanding tahun 2023, ekspansi EBT oleh industri untuk mendukung net zero emission, serta resiko pemilihan umum.
“Pemilihan umum ini juga masuk ke dalam faktor penahan, karena kalau pemilu bergejolak akan berdampak pada perekonomian, sehingga patut diwaspadai dan dikawal agar berjalan lancar,” pungkasnya.