Bisnis.com, PEKANBARU — Pendapatan negara di Provinsi Riau telah terealisasi senilai Rp20,9 triliun per September 2023 atau mencapai 78,71% dari target yang telah ditetapkan.
Kepala Kanwil DJPb Provinsi Riau, Burhani AS, menyampaikan meskipun terdapat penurunan harga CPO yang memengaruhi pendapatan, kinerja APBN di Riau tetap menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif.
"Turunnya harga CPO menyebabkan penurunan tarif bea keluar sebesar 33,10%, namun penerimaan dari pajak PPh, PPN, PBB, Bea Masuk, dan Cukai mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Dari sisi belanja, penyaluran dana ke satuan kerja dan transfer ke daerah telah mencapai Rp21,3 triliun atau sekitar 68,35% dari pagu," ujarnya Rabu (1/11/2023).
Dia mengatakan dalam sektor pajak, realisasi pendapatan pajak menunjukkan tren positif, dengan PPh menjadi penyumbang terbesar sebesar Rp8,49 triliun, diikuti oleh PPN & PPnBM sebesar Rp6,88 triliun, PBB sebesar Rp2,08 triliun, dan pajak Lainnya sebesar Rp114,03 miliar.
Kemudian sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar pada pendapatan pajak, sementara sektor perdagangan dan pertanian untuk WP Sawit mengalami kontraksi akibat penurunan harga TBS. Meski demikian, penerimaan pajak sektor pertambangan naik sebesar 12,56% dari penerimaan PPh Pasal 21.
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai, meskipun mengalami kontraksi sebesar 82,54% dari tahun anggaran sebelumnya, tetap tercatat sebesar Rp2,3 triliun. Realisasi penerimaan Bea Masuk mencapai Rp170,15 miliar atau 97,82% dari target, sementara pendapatan Bea Keluar terealisasi sebesar Rp2,13 triliun atau 62,85% dari target.
Baca Juga
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga melampaui target, terutama PNBP Lainnya yang berasal dari pelayanan satuan kerja kementerian lembaga seperti paspor, BPKB, STNK, dan TNKB yang terealisasi sebesar Rp620,6 miliar atau 155,22% dari target.
"Terdapat tiga satuan kerja K/L yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU, dengan total PNBP BLU senilai Rp406,28 miliar atau 90,71% dari target APBN," pungkasnya.