Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rendang Merambah Pasar Internasional, Pelaku Usaha Diharapkan Terpacu

Belum lama ini, pembuat rendang baru saja memenuhi permintaan dari Arab Saudi sebanyak 50 ton rendang untuk sekali kirim.
Hidangan rendang masakan khas Minangkabau, Sumatra Barat./Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Hidangan rendang masakan khas Minangkabau, Sumatra Barat./Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menyebutkan rendang yang dimiliki Minangkabau tidak diragukan lagi soal rasa dan bahkan dunia telah mengakui soal cita rasa rendang yang begitu lezat. Hal ini membuat rendang dengan cepat merambah pasar internasional, baik itu diekspor dalam bentuk rendang maupun dalam bentuk kemasan bumbu rendang.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar Endrizal mengatakan rendang bukanlah kuliner yang sulit dicari, bahkan di seluruh daerah di Indonesia, telah ada rumah makan yang menjual masakan rendang.

"Banyak rumah makan di luar Sumbar yang memakai nama Minang. Singgah saja, pasti ada rendangnya. Hanya saja, memang rasa rendang di luar Sumbar dengan rendang yang dimasak di Sumbar, terasa beda. Lebih enak jika memakan rendang yang dijual di Sumbar," katanya, Senin (9/10/2023).

Melihat besarnya potensi pengembangan masakan rendang itu, Endrizal menegaskan Pemprov Sumbar juga konsisten untuk terus menghadirkan pelaku usaha yang bergerak untuk kuliner atau rumah makan. Alasannya, dengan semakin banyak rendang yang dijual, maka masyarakat atau pengunjung yang memang sengaja ingin menikmati rendang di Sumbar, dengan mudah bisa mewujudkan keinginannya.

"Rumah makan, restoran, dan bahkan tempat Ampera, juga ada jual rendang. Nah, hal inilah yang terus kita dorong dan berkembang. Karena memang sejalan dengan program unggulan dari gubernur dan wakil gubernur," tegasnya.

Menurutnya perlu adanya kesiapan SDM dari pelaku usaha agar masakan rendang benar-benar terasa enak di lidah. Untuk itu, melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan, Diskop dan UKM Sumbar terus mengupayakan untuk memajukan UMKM Sumbar.

“Bagaimana rasanya enak, artinya dari sisi kualitas, kemudian bagaimana packingnya serta marketing atau pemasarannya, dan ini yang kita dorong,” jelasnya.

Dalam kesempatan berbeda, Ketua Asosiasi Pengusaha Rendang Indonesia, Afdal Marda menyampaikan bahwa potensi pemasaran rendang untuk Indonesia dan mancanegara terbuka lebar.

"Potensinya besar, kami berharap usaha rendang ini terus berkembang dan bahkan di seluruh Indonesia khususnya," harapnya.

Dia menjelaskan di dalam Asosiasi Pengusaha Rendang Indonesia saja, terdapat 114 pengusaha rendang yang ada di 8 Indonesia, dan juga tersebar pada 5 negara dan delapan provinsi di Indonesia.

Menurutnya 65 persen anggota pengusaha rendang berada di Sumbar Namun, bahkan dalam kegiatan yang dilakukan, secara berkala rutin diadakan forum diskusi secara virtual, guna membahas berbagai tantangan khususnya untuk memenuhi permintaan pasar.

“Baik itu soal perizinan, bagaimana untuk bisa masuk ke pasar ritel modern dan sebagainya,” ungkap Afdal.

Salah seorang anggota Asosiasi Pengusaha Rendang Indonesia, Nenden Rospiani, mengatakan saat ini dirinya tengah mengembangkan usaha rendang di di Kota Bandung, Jawa Barat. Bahkan produk rendangnya sudah masuk ke pasar internasional.

"Saya bukan dari Sumbar, tapi dari Bandung. Tapi dengan pengetahuan saya membuat rendang. Akhirnya usaha berjalan dengan baik, bahkan pesanan pernah datang dari luar negeri," jelasnya.

Menurutnya berawal dari usaha kecil rumah makan Padang yang dikenal dengan Restu Mande, Nenden memulai peruntungannya dengan merangsek ke pasar internasional untuk memasarkan kuliner khas Sumbar yakni rendang.“Restu Mande adalah salah satu produk bumbu Padang yang masuk ke pasar ekspor,” ucapnya.

Dikatakan Nenden, permintaan rendang di berbagai negara cukup tinggi. Bahkan belum lama ini dia baru saja memenuhi permintaan dari Arab Saudi sebanyak 50 ton rendang untuk sekali kirim. Supaya pasar luar negeri semakin kuat, Nenden juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai rumah makan di luar negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper