Bisnis.com, PADANG - Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatra Barat mencatat aktivitas perkebunan gambir di wilayah itu menunjukan tren yang positif seiring membaiknya harga.
Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar Febrina Tri Susila Putri mengatakan komoditas gambir merupakan komoditas spesifik lokal dan unggulan daerah Sumbar. Sehingga usaha tani gambir merupakan salah satu mata pencaharian untuk meningkatkan pendapatan petani.
"Biasanya harga gambir di Sumbar terbilang rendah, yakni berkisar Rp15.000 hingga Rp25.000 per kilogram. Gambir yang dijual itu dalam bentuk getah gambir kering," katanya, Kamis (7/9/2023).
Dia menyebutkan melihat pada awal Agustus harga cenderung meningkat menjadi mencapai Rp80.000 per kilogram. Namun kondisi harga seperti tidak bertahan lama, karena memasuki bulan September ini harga kembali turun.
Kendati demikian, Rina melihat secara umum komoditas gambir masih terbilang baik dan masih diminati oleh petani di Sumbar.
Menurutnya berdasarkan angka yang diambil dari statistik perkebunan tahun 2021 dan 2022, untuk luas tanaman gambir ini sedikit mengalami peningkatan luas yaitu dari 28.487 ha pada tahun 2021 meningkat menjadi 28.539 ha pada tahun 2022.
Baca Juga
Begitupun untuk produksi juga meningkat yaitu dari 13.970 ton tahun 2021 menjadi 15.834 ton gambir kering pada tahun 2022.
"Secara data yang kita lihat di Statistik perkebunan untuk pertanaman gambir rakyat ini sedikit mengalami fluktuasi untuk luas lahan dan produksi yaitu mulai dari tahun 2018 sampai 2022," ujarnya.
Rina menjelaskan untuk tahun 2018 itu, dari luas lahan 29.433 ha mampu memproduksi 7.574 ton per tahunnya. Lalu di tahun 2019 kendati luas lahan sedikit menurun yakni 28.016 ha tapi produksi meningkat menjadi 7.582 ton per tahunnya.
Di tahun 2020 luas lahan juga tercatat turun menjadi 26.826 ha dan produksi terus naik di angka 8.687 ton per tahunnya. Kondisi di tahun 2021 luas lahan perkebunan gambir bertambah menjadi 28.487 ha dengan produksi mencapai 13.970 ton per tahunnya.
Geliat produktivitas gambir kembali terlihat pada tahun 2022 yaitu dari luas lahan 28.539 ha mampu memproduksi gambir sebanyak 15.834 ton per tahunnya.
"Tahun 2023 ini kita berharap produktivitas gambir di Sumbar terus meningkat. Karena tren dari tahun ke tahunnya itu produktivitas terus meningkat," ujarnya.
Rina menyampaikan kendati komoditas gambir merupakan salah satu perkebunan unggulan di Sumbar, tidak semua daerah di Sumbar yang mempunyai lahan perkebunan gambir.
"Ada sentra-sentranya, yakni di Kabupaten Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, dan sedikit ada di Kabupaten Agam dan Pasaman," sebutnya.
Untuk Kabupaten Limapuluh Kota, bila dilihat di tahun 2021 itu dari luas lahan 17.547 ha produksinya 7.845 ton, lalu di tahun 2022 luas lahannya 17.535 ha dengan produksi sebesar 8.320 ton per tahunnya.
Selanjutnya di Kabupaten Pesisir Selatan, terhitung pada tahun 2021 itu dari luas lahan gambir 9.991 ha produksinya sebanyak 5.875 ton, dan di tahun 2022 produksi gambir di Pesisir Selatan ini dari luas lahan 10.324 ha mampu memproduksi 7.227 ton gambir per tahunnya.
Sementara di Kabupaten Agam, luas lahan perkebunan gambir terbilang cukup kecil yakni 523 ha dengan produksi 123 ton per tahunnya di tahun 2021. Lalu di tahun 2022 gambir yang ada di Agam mengalami penurunan dibandingkan 2021 yakni menjadi 496 ha dengan produksi 122 ton per tahunnya.
Begitupun dengan Kabupaten Pasaman, pada tahun 2021 luas lahan gambir di Pasaman 377 ha dengan produksi terbilang kecil yakni 88 ton, dan di tahun 2022 terjadi peningkatan produksi gambir di Pasaman dari luas lahan 125,93 ha produksinya bisa menyentuh 125 ton per tahunnya.