Bisnis.com, PADANG - Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatra Barat menyebutkan bahwa produktivitas padi hingga pertengahan tahun 2023 ini masih dalam keadaan stabil.
Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar Febrina Tri Susila Putri mengatakan target produksi padi tahun 2023 adalah 1,4 juta ton gabah kering giling (GKG).
"Dari target itu, sebenarnya kita berharap produksi padi di Sumbar meningkat sekitar 2 persen hingga 3 persen. Hal ini melihat bagusnya panen padi di Sumbar di tahun ini," katanya kepada Bisnis di Padang, Selasa (22/8/2023).
Dia menyebutkan berdasarkan angka sementara, produksi padi di Sumbar sampai akhir Juli 2023 diperkirakan sekitar 880.000 ton GKG. Artinya telah lebih 50 persen capaian produksi padi di Sumbar saat ini.
Febrina optimis produksi padi di Sumbar bakal mencapai target yang telah ditetapkan tahun ini yakni 1,4 juta ton GKG.
Sementara kalau bicara soal persoalan yang terjadi di padi, dia mengaku masih ada kendala yang dihadapi petani antara lain serangan hama dan penyakit serta bencana alam.
"Kita terus lakukan gerakan pengendalian hama bersama petani dan Pemkab dan Pemko, kita harapkan kegagalan panen di bawah 5 persen," harapnya.
Baca Juga
Apalagi kini adanya fenomena El Nino di satu tetap perlu diwaspadai. Febrina menyampaikan berdasarkan informasi BMKG, fenomena El Nino di Sumbar berada pada tingkat yang rendah.
Namun fenomena cuaca (hujan lebat) yang ekstrim tentunya mengancam lahan-lahan sawah yang ada. Untuk itu, perlu selalu waspada terhadap kondisi-kondisi ekstrim tersebut.
Menurutnya penyebab dampak El Nino perlu diwaspadai, karena luas lahan baku sawah di Sumbar sekitar 194.000 ha, yang mana sekitar 20.000-30.000 merupakan sawah tadah hujan.
"Sawah terluas tersebar di Kabupaten Pesisir Selatan, Agam, Solok, Tanah Datar dan Padang Pariaman. Sementara sawah tadah hujan banyak terdapat di Pesisir Selatan dan juga tersebar di wilayah sentra sawah tadi," jelasnya.
Untuk itu sangat diharapkan produktivitas padi tetap stabil. Sehingga ketersediaan beras pun terpenuhi. Apalagi adanya kenaikan harga beras, yang artinya jangan sampai produktivitas petani jadi terganggu.
"Kenaikan harga beras di Sumbar mungkin penyebannya bukan soal stok beras, mungkin ada faktor lain. Karena panen padi di Sumbar baik-baik saja," tutupnya.