Bisnis.com, PADANG - PT Pertamina Patra Niaga menyebutkan telah terjadi kebutuhan gas LPG 3 kilogram yang diperkirakan 3 hingga 5 persen dan hal tersebut diduga menjadi salah satu sebab langkanya gas LPG 3 kg di pasaran.
Sales Area Manager Pertamina Patra Niaga Wilayah Sumbar Narotama Aulia Fazri mengatakan tingginya kebutuhan gas LPG 3 kg ini diperkirakan semakin tumbuhnya pelaku usaha mikro serta memang diikuti bertambahnya jumlah penduduk.
"Pelaku usaha mikro juga banyak bermunculan, karena pelaku usaha mikro ini memang menjadi sasaran untuk dapat membeli LPG 3 kg yang bersubsidi. Nah, sekarang telah kita tambah kuotanya melalui ekstra dropping," katanya, Kamis (3/8/2023).
Dia menyebutkan dalam upaya mengantisipasi kelangkaan LPG 3 kg itu, Pertamina telah menambah pasokan. Seperti halnya di Sumbar, terhitung sejak hari Minggu (30/7) lalu dan hingga Rabu (2/8) kemarin ini telah didistribusikan sebanyak 240 ribu tabung gas LPG 3 kg ke pangkalan gas yang dinilai mengalami kelangkaan.
"Kita lakukan ekstra dropping ke seluruh pangkalan di Sumbar yang kekurangan stok. Jadi kuota yang kita tambah itu, diluar kuota reguler yang telah ditetapkan," ujarnya.
Dikatakannya melihat dari sisi kebutuhan, maka per harinya jumlah gas LPG 3 kg yang terjual mencapai 181.400 tabung gas per harinya. Kini dengan telah adanya ekstra dropping ke pangkalan gas itu, kebutuhan per hari jadi naik 3 hingga 5 persen.
Baca Juga
"Jadi untuk ekstra dropping ini memang kita lakukan secara berkala, ya sesuai kebutuhan," sebut Narotama.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria juga mengatakan tidak hanya di Sumbar yang terjadi peningkatan kebutuhan, tapi di wilayah Sumbagut memang tengah terjadi kebutuhan gas LPG 3 kg nya.
"Tidak hanya di Sumbar, Medan, Riau dan kabupaten dan kota di Sumbagut memang kebutuhannya naik, angkanya 3 hingga 5 persen," kata Satria.
Dia berharap dengan dilaksanakannya ekstra dropping yang kini terus berlangsung, tidak ada lagi terjadi kelangkaan, dan situasi bisa kembali normal.