Bisnis.com, PEKANBARU -- Petani sawit di Provinsi Riau menyampaikan harapan besar terkait pemanfaatan Dana Bagi Hasil (DBH) sawit untuk mendukung sektor perkebunan dan memperbaiki infrastruktur di wilayah mereka.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Provinsi Riau Sutoyo mengatakan memang hingga kini pihaknya belum secara langsung diajak oleh pemerintah daerah untuk membahas penggunaan DBH sawit.
"Kami belum ada diajak membahas penggunaan DBH sawit nantinya, atau alokasinya kemana. Malah kami yang melaporkan kepada dinas perkebunan setempat di Kabupaten Indragiri Hulu tempat kami domisili ini tentang adanya penyaluran DBH sawit," ujarnya Rabu (2/8/2023).
Menurutnya dengan penyaluran DBH sawit oleh pemerintah pusat, dapat menjadi harapan bagi para petani untuk mendukung peningkatan sarana dan prasaran produksi kelapa sawit.
Dana yang berasal dari hasil pungutan ekspor dan bea keluar sawit tersebut diharapkan akan mampu mendorong peningkatan produksi sawit lewat infrastruktur pendukung yang baik, sehingga sektor perkebunan semakin optimal.
Sutoyo berharap agar alokasi dana DBH ini tepat sasaran dan tidak digunakan untuk hal yang tidak relevan, seperti penggunaan dana untuk program replanting, karena untuk peremajaan sawit atau program lain sudah ada anggaran dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"Jadi kami inginnya DBH sawit fokus untuk meningkatkan infrastruktur pendukung sawit seperti jalan-jalan di kebun menuju pabrik kelapa sawit, sehingga produksi petani kualitasnya terjaga serta hasil yang didapatkan juga semakin meningkat bagi petani," ujarnya.
Dia mengakui pemerintah daerah harus lebih dapat memperhatikan kondisi infrastruktur perkebunan sawit di daerahnya.
Salah satu contoh kasus adalah keadaan jalan di tingkat kecamatan tempat tinggalnya yaitu di Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu yang jalannya masih dalam kondisi buruk, namun anggaran yang dialokasikan dari pemda tidak mencukupi untuk memperbaiki jalan tersebut.
"Kami sudah sepakat dari para petani di sini sejak 2003 lalu dimana hasil produksi petani disisihkan Rp66 per kg yang uangnya dialokasikan untuk pemeliharaan jalan desa dan jalan kebun ke pabrik, ini upaya kami agar menjaga hasil sawit bisa sampai dengan baik," ujarnya.
Kemudian DBH sawit diharapkan juga dapat mendukung upaya pencegahan kebakaran dan hutan di sekitar areal perkebunan sawit dan yang rawan karhutla. Hal itu dapat dilakukan dengan cara membuat embung dan biayanya dibebankan dari DBH sawit nantinya.
Dengan adanya dukungan dari dana ini, para petani sawit Riau berharap bisa menghadapi tantangan ekonomi dan meningkatkan produksi sawit secara berkelanjutan.