Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng PT Semen Padang grup dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) dalam rangka pengelolaan sampah di wilayah laut dan pesisir Kota Padang.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) KKP berkolaborasi dengan PT Semen Padang dalam mengatasi masalah sampah laut melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang “Program Pengelolaan Sampah di Wilayah Laut dan Pesisir Kota Padang Melalui Aplikasi Nabuang Sarok.”
Penandatanganan PKS dilakukan oleh Direktur Utama PT Semen Padang, Asri Mukhtar dan Direktur Jenderal (Dirjen) PRL, Victor Gustaaf Manoppo yang disaksikan oleh Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Anshar Ahmad, dan Direktur Utama Semen Indonesia, Donny Arsal.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Victor Gustaaf Manoppo menyampaikan kerja sama dengan PT Semen Padang ini mulai dilakukan pada 2023 hingga 2026.
Inovasi pengelolaan sampah dari PT Semen Padang merupakan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan tujuan mengedukasi tentang pengelolaan sampah yang baik.
Kini, masyarakat atau nelayan pesisir Kota Padang sudah bisa mulai mengumpulkan sampah di laut dan di pantai, kemudian mendapatkan nilai tambah dari sampah-sampah yang dikumpulkan tersebut.
Baca Juga
“Program Nabuang Sarok Semen Padang ini sudah dirasakan manfaatnya dalam mengatasi persoalan sampah laut. Artinya, secara tidak langsung program Nabuang Sarok ini juga mendukung program Bulan Cinta Laut yang merupakan salah satu kebijakan Ekonomi Biru yang digagas KKP,” katanya dalam keterangan, Selasa (16/5/2023).
Program Nabuang Sarok mendapat sambutan positif dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) Saiyo Sakto Kota Padang. Ketua KUB Saiyo Sakato Abadi mengatakan program ini selain baik bagi lingkungan juga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Menurut Abadi, KUB Saiyo Sakato secara rutin mengumpulkan sampah di Pantai Padang. Setiap bulannya, sekitar 500 kg sampah berhasil dikumpulkan. Kebanyakan sampah yang ditemukan berupa sampah plastik, batok kelapa, dan ranting pohon.
“Yang membuat saya tertarik, karena bank sampah kita di Nabuang Sarok dihitung poin. Bisa ditukar dengan alat tangkap, atau peralatan rumah tangga. Jadi, selain lingkungan jadi bersih, juga ada tambahan penghasilan,” ungkapnya.
Penumpukan sampah sebagai akibat dari masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, masih menjadi persoalan serius yang harus segera diatasi karena dapat menyebabkan dampak buruk khususnya di wilayah perairan.
Sejak diluncurkan pada Juli 2022, program Nabuang Sarok telah berhasil mengumpulkan sebanyak 61 ton sampah serta 505 liter minyak jelantah dari hasil pemilahan dan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat dan disetorkan ke PT Semen Padang.
Untuk memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif dalam program ini, PT Semen Padang menyediakan skema reward berupa poin dari pengumpulan sampah yang dapat ditukarkan dengan hadiah menarik.
Adapun jenis sampah yang dapat disetorkan meliputi sampah plastik, kayu, kertas, hingga minyak jelantah. Sampah-sampah tersebut nantinya akan diproses menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara di pabrik PT Semen Padang.
Corporate Secretary Semen Indonesia Vita Mahreyni mengatakan penerapan prinsip ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah domestik memberikan nilai tambah dan manfaat berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, baik dari sisi lingkungan, sosial dan ekonomi.
Program Nabuang Sarok yang diinisiasi oleh PT Semen Padang ini, diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang dimulai dari rumah, untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh sampah.
“Kerja sama antara PT Semen Padang dengan Ditjen PRL ini menunjukkan bahwa inovasi dalam pengelolaan sampah yang dilakukan oleh PT Semen Padang melalui program Nabuang Sarok mendapat apresiasi dan pengakuan dari pemerintah karena terbukti memberikan banyak manfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” kata Vita.