Bisnis.com, PADANG - Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Padang, Sumatra Barat, menyebutkan hingga Maret 2023 belum ada satupun ikan tuna yang diekspor.
Kepala SKIPM Padang Abdur Rohman mengatakan biasanya lalu lintas ekspor ikan tuna segar maupun frozen rutin per bulannya. Namun sejak Januari - Maret 2023 belum ada tercatat lalu lintas ekspor ikan tuna di Sumbar.
"Belum ada kita mencatat ekspor ikan tuna dari Sumbar, yang ada malah pengiriman ikan untuk domestik," kata pria yang akrab disapa coy ini, Rabu (12/4/2023).
Dia menjelaskan di Sumbar terdapat tiga perusahaan atau eksportir ikan tuna, dan kondisi yang terjadi saat ini ketiga perusahaan itu belum lagi mengekspor ikan tunanya.
"Tujuan terbesar ikan tuna dari Sumbar ke Amerika Serikat, lalu ada ke Jepang. Nah untuk ke Amerika ini pun lagi menurun permintaannya, kondisi ini kita lihat pada tahun 2022 lalu," ujarnya.
Sementara tujuan ke Jepang, ada syarat kualitas ikan yang harus dipenuhi oleh eksportir, dimana kualitas ikan harus berada di posisi A atau kualitas terbaik.
"Nah untuk ke Jepang ini, eksportir perlu ada waktu untuk mendapat kualitas ikan tuna yang terbaik untuk diekspor," ujarnya.
Selama ini eksportir membeli ikan hasil tangkapan nelayan cocoknya untuk memenuhi kebutuhan domestik dan bukan untuk ekspor.
"Soal bagaimana kondisi hasil tangkapan nelayan, saya kurang tahu. Entah ada penurunan hasil tangkapan, entah kualitas ikan tuna yang ditangkap belum cocok untuk di ekspor," sebutnya.
Menurutnya kondisi demikian yang menyebabkan belum adanya ekspor ikan tuna di Sumbar hingga Maret 2023. Coy berharap April hingga Desember 2023 mendatang, lalu lintas ekspor ikan tuna kembali ada.
"Sangat disayangkan, kalau Sumbar tidak ekspor ikan tuna. Kerana laut Sumbar menyimpan potensi ikan tuna yang banyak. Kami di SKIPM berharap kondisi ini segera membaik," harapnya.