Bisnis.com, PADANG - Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor ikan tuna dalam bentuk frozen atau beku menuju Uni Emirat Arab (UEA) sebanyak 9,3 ton di PT Dempo Andalas Samudera, Padang, Sumatra Barat.
Budi menyampaikan dalam kondisi perang dagang ini pemerintah Indonesia akan terus berupaya melakukan perluasan pasar internasional hingga ke berbagai negara, mulai dari Asia, Eropa, hingga ke Timur Tengah. Hal tersebut dinilai dapat meningkatkan perdagangan Indonesia yang kemudian memberikan dampak ekonomi bagi daerah.
“Termasuk di Padang, melalui PT Dempo Andalas Samudera kami juga turus berupaya untuk membantu memperluas pasar ekspornya, yang kini telah masuk ke Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab,” katanya di Padang, Jumat (9/5/2025).
Dia menyampaikan Indonesia maupun di Sumbar yang memiliki hasil perikanan yang melimpah merupakan sebuah potensi yang dapat meningkatkan perekonomian nelayan, dengan cara melakukan perdagangan perikanan ke berbagai negara tujuan.
Oleh karena itu, melihat kondisi perang dagang ini, penting bagi pemerintah untuk melakukan langkah jitu agar perang dagang tersebut tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi Indonesia, salah satunya memperluas pasar dunia.
“Pada Juni 2025 mendatang kami akan melakukan penandatanganan kerja sama dengan Tunisia soal perdagangan. Kami berharap nantinya ikan tuna di Sumbar ini juga bisa dimanfaatkan oleh eksportir tuna di Sumbar,” ujarnya.
Baca Juga
Di kesempatan itu, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty mengatakan ekspor ikan tuna frozen yang dilakukan oleh PT Dempo Andalas Samudera itu merupakan pengiriman yang ketujuh kalinya bila dihitung sepanjang tahun 2025 ini.
“Yang baru dilepas keberangkatan ekspor oleh Menteri Perdagangan Budi ini merupakan ekspor yang ketujuh kalinya, dan untuk hari ini jumlahnya 9,3 ton ikan tuna frozen tujuan ke Uni Emirat Arab,” jelasnya.
Utari menyampaikan pengiriman ke UEA bukanlah pertama kali dilakukan PT Dempo Andalas Samudera, karena kerjasama perdagangan ke UEA itu telah dilakukan sejak tahun 2024 lalu, setelah adanya lobi dari Kementerian Perdagangan yang ke UEA.
“Jadi kegiatan ini Mendag ingin melihat juga ekspor ikan tuna dari Sumbar ini,” sebutnya,
Dikatakannya di PT Dempo Andalas Samudera ini rutin melakukan ekspor ikan tuna, dimana setiap bulannya ekspor dilakukan 20 ton per bulan ke EUA dan 20 ton per dua bulannya ke Amerika Serikat. Sementara ikan hasil tangkapan nelayan yang masuk ke perusahaan rata-rata per harinya itu 1-3 ton.
“Jadi ada sebanyak 60 nelayan di Padang yang telah bermitra dengan kami untuk menjual hasil tangkapan ikan tunanya ke Dempo Andalas Samudera. Artinya pasokan ikan tetap lancar saja, hanya saja perlu ada peningkatan kualitas tangkap yang dilakukan nelayan,” ujarnya.
Oleh karena itu, melihat dari hasil tangkapan nelayan yang terbilang stabil per harinya, maka secara kampuan ekspor dapat dikatakan masih sanggup bagi Dempo Andalas Samudera untuk memperluas jangkauan pasar internasionalnya.
“Kami berharap pemerintah terus mendukung kami, sehingga apa yang kami lakukan ini, juga bisa memberikan dampak ekonomi bagi nelayan khususnya,” tutup Utari.