Bisnis.com, PEKANBARU - Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru melakukan uji kualitas pangan asal tumbuhan guna memastikan buah dan sayur yang akan dikonsumsi masyarakat bebas kontaminasi pestisida. Uji kualitas ini dilakukan langsung di laboratorium milik Disketapang Pekanbaru, Selasa (5/4/2023).
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, Yarnengsih Alam mengatakan, pengujian dilakukan secara berkala. Sebagai upaya untuk menjamin seluruh pangan asal tumbuhan benar-benar memenuhi standar kelayakan dan terbebas dari residu yang berisiko menyebabkan gangguan kesehatan dalam jangka panjang.
''Layak itu tidak hanya sebatas kualitasnya terlihat bagus, namun juga harus dipastikan bahwa pangan asal tumbuhan itu juga terbebas dari kontaminasi zat-zat berbahaya,'' jelas Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Kota Pekanbaru, Yarnengsih Alam, Kamis (5/4/2023).
Menurutnya, masyarakat biasanya membeli sayuran atau buah berdasarkan kesegaran tampak luarnya. Misalnya, warna sayur yang kelihatan hijau cerah atau beli beras warnanya yang putih, beli tomat warnanya yang merah merekah. Sementara tidak pernah khawatir apakah bahan pangan tersebut layak konsumsi.
Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Dewi Sri Rejeki, juga menyayangkan hal serupa. Dia katakan, untuk jangka pendek, dampak dari kontaminasi zat-zat berbahaya yang masih menempel di buah dan sayur tidak tampak.
“Namun, untuk jangka panjang, zat-zat inilah yang biasanya berkontribusi untuk terjadinya kanker di dalam tubuh,” terangnya.
Dia menambahkan, kini masyarakat perkotaan mulai sadar akan hal tersebut. Untuk itu keberadaan laboratorium pengujian pangan asal tumbuhan yang dikelola oleh Dinas Ketahanan Pangan ini menjadi sangat diperlukan.
''Ya, kita terus berupaya melengkapi sarana dan prasarana, termasuk juga tenaga sumber daya manusia yang bisa mendukung pada cara kerja laboratorium ini,'' tegasnya.
Lanjut Dewi, adapun sifat pengawasan yang dilakukan oleh Disketapang masih sebatas pengujian tahap awal. Kedepannya, semakin kompleks persoalan yang berkaitan dengan kelayakan pangan yang dikonsumsi, maka laboratorium ini harapannya bisa jadi sarana untuk meregistrasi PSAT yang bukan saja ditanam, namun juga dipasarkan di Pekanbaru.
''Kita menargetkan ke depan, bisa mengeluarkan register terhadap PSAT yang beredar di tengah masyarakat,'' ujarnya.