Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menargetkan perekonomian di daerah mampu tumbuh pada tahun 2023 mendatang.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan jika melihat kepada tren laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumbar selama lima tahun ini, tahun 2016-2021 memang menunjukkan trend menurun apalagi pada tahun 2020, laju pertumbuhan ekonomi Sumbar terkontraksi sampai -1,60%.
"Secara Nasional pun laju pertumbuhan ekonomi Sumbar pada triwulan II-2022 ini juga lebih rendah," katanya, Selasa (11/10/2022).
Dia menyebutkan secara Nasional pertumbuhan ekonomi berada pada angka 5,23% (Triwulan II-2022) dari semula 3,59% dan Sumbar pada angka 5,08 % yang semula pada tahun 2021 berada pada angka 3,29%.
Artinya walaupun angka pertumbuhan ekonomi Sumbar lebih rendah namun laju pertumbuhannya lebih tinggi dari nasional.
"Kalau kita amati secara cermat ternyata pertumbuhan tertinggi ini digerakkan oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (23,28%), sektor perdagangan besar dan eceran - reparasi mobil dan sepeda motor (15,90%) dan konstruksi (10,13%)," ujar Mahyeldi.
Gubernur menjelaskan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ternyata masih merupakan sektor basis di Provinsi Sumbar dan ini merupakan mata pencaharian mayoritas dari penduduk Sumbar.
"Jadi jika kita melihat ancaman resesi global dan dibayang-bayangi oleh risiko ambruknya ekonomi dunia, kami optimis perekonomian di Provinsi Sumbar masih dapat tumbuh dengan baik," sebut dia.
Mahyeldi menyatakan bahwa Pemprov Sumbar sudah mengambil kebijakan untuk memperkuat sektor pertanian, kehutanan dan perikanan karena sudah ada basis wilayahnya secara geografis dan juga merupakan ekonomi yang digerakkan oleh masyarakat.
Untuk mendukung itu, strategi yang akan dilakukan adalah bagaimana meningkatkan daya saing ekonomi daerah melalui inovasi produk dan pelayanan.
"Pada inovasi produk kita akan meningkatkan nilai tambah produk-produk daerah yang dihasilkan pelaku UMKM baik dari hulu maupun hilir," jelasnya.
Gubernur menyebutkan pada inovasi pelayanan, pemerintah daerah membuat pelaku investasi nyaman untuk berinvestasi dengan kemudahan berizinan.
Di samping itu agar produk-produk di Sumbar dapat memiliki daya saing dan segmentasinya lebih luas juga telah dilakukan strategi kerja sama dengan daerah tetangga yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumbar, yaitu Jambi, Riau, Sumatra Utara melalui kerjasama pemasaran produk pertanian.
"Saat ini kita juga sudah meluaskan kerja sama ini dengan Pemda DKI dan Jawa Barat untuk komoditi-komoditi tertentu," tutupnya.